Makna dan Filosofi Media Sosial


Sahabat yang budiman! Media sosial yang selanjutnya disebut medsos adalah media online (daring) yang dimanfaatkan sebagai sarana pergaulan sosial secara online  oleh para  penggunanya agar apat saling berkomunikasi, berinteraksi, berbagi, mengembangkan networking, dan berbagai kegiatan lainnya.

Media sosial yang paling populer saat ini dan sedang menjadi trend adalah facebook, twitter, path, youtube, Instagram, line, bbm, whatapps, snapchat, dan lain-lain. Media sosial tersebut mempunyai keunggulan dan ketertarikan sendiri bagi penggunanya karena menawarkan berbagai kemudahan yang membuat kita betah berlama-lama dalam menggunakannya.

Dewasa ini,  media sosial seakan sudah menjadi magnet dan sekaligus candu bagi masyarakat Indonesia tanpa mengenal batas usia lagi. Semuanya disibukkan dengan gadget dan smartphone ditengah kesibukan dan pekerjaan mereka sehari-hari. Bahkan sampai muncul sebuah pameo “no gadget no life”. Benar –benar luar biasa kan?

Sahabat yang budiman! Selain sebagai ajang eksistensi diri, medsos juga sebuah ajang sosialisasi dan promosi diri yang paling efektif karena medsos bersentuhan dan berinteraksi langsung dengan orang-orang terdekat kita.

Sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar atau penanaman nilai, kebiasaan, dan aturan dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya sesuai dengan peran dan status sosial masing-masing di dalam kelompok masyarakat.

Tak jarang seorang pemimpin mulai dari level tertinggi yaitu presiden hingga  level terkecil dalam tatanan bernegara yaitu RT akan selalu menggunakan medsos sebagai ajang eksistensi dan sosialilasi diri. Medsos memang cara paling efektif dan sekaligus efisien karena dapat menghubungan dan menginteraksikan satu orang dengan orang lain termasuk orang-orang terdekat kita dan juga orang-orang yang jauh dari kita.

Sahabat yang budiman! Sebagai ajang sosialisasi diri,  medsos pun telah merubah mindset dan perilaku manusia  terhadap gaya hidup dan sifat manusia. Selain itu, medsos juga merupakan wadah dari  proses pembelajaran yang dilakukan individu dalam mengenal lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.

Semua hal sepertinya dapat diselesaikan dengan media sosial. Semua masalah sepertinya juga dapat jalan keluar dengan media sosial. Seolah-olah media sosial memang sesuatu yang primer dan paripurna untuk gaya hidup saat ini.

Perkembangan media sosial pun sangat pesat dan telah menjadikannya sebagai media anti mainstream yang paling banyak dipilih orang dari berbagai jenjang umur untuk mencurahkan segala permasalahannya.

Selain itu, media mainstream seperti koran, televisi, majalah, surat kabar, radio ataupun televisi mulai mereka tinggalkan. Pengguna media sosial secara mudah bisa mengakses menggunakan jaringan internet dengan biaya yang kecil dan dilakukan sendiri dengan mudah.

Tetapi, media sosial tetap sebuah tempat untuk bersosialisasi antar sesama manusia. Media sosial tidak pernah salah. Yang salah adalah para usernya karena pada prinsipnya media sosial mempunyai makna dan filosofi yang baik.

Makna tersirat dan tersurat dan filosofi tersebut akan sangat bermanfaat bagi kita dalam mengembangkan sikap hati-hati dan bijak dalam bersosial media yang pada akhirnya akan melahirkan kesehatan mental dan jiwa  kita semua dalam bersosial media.

Adapun filosofi-filosofi yang dapat diambil dari media sosial adalah sebagai berikut:

1. Mendekatkan yang jauh dengan tidak  menjauhkan yang dekat

Sahabat yang budiman! Banyak trend masyarakat telah berubah semenjak media sosial menjadi kebutuhan primer buat mereka. Sebagai contoh, ada satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, satu anak laki dan satu anak perempuan duduk saling berhadapan di waiting room sebuah bandara menunggu keberangkatan pesawat.

Tetapi ternyata ada pemandangan miris yang terlihat dengan semua aktivitas mereka. Walaupun mereka duduk saling berdekatan tetapi mereka sibuk dengan gadget dan smartphone mereka masing-masing. Tanpa komunikasi satu sama lain. Yang terlihat mereka terkadang tersenyum bahkan tertawa sendiri karena berinteraksi dengan media sosial.

Konsep mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat sebenarnya bukan filosofi media sosial. Tapi, fakta yang terjadi justru seperti itu. Pola pikir dan mindset inilah sebenarnya harus segera kita rubah.

Kita harus ingat bahwa media sosial hanyalah sebuah sarana untuk saling berkomunikasi dan sekaligus mencari informasi beberapa teman dan sahabat yang sudah puluhan tahun barangkali tidak bertemu dengan kita.

Faktanya, media sosial memang telah membantu kita dalam berkomunikasi lagi dengan teman dan sahabat kita yang sudah lama tidak pernah bertemu dengan kita lagi. Tetapi dengan kejadian satu keluarga diruang tunggu bandara diatas, maka sebagai pengguna medsos kita mesti lebih bijak lagi dalam menggunakannya.

2. Share yang penting-penting saja bukan yang penting share

Sahabat yang budiman! Banyak orang telah salah kaprah  dalam bersosial media. Ada yang hobinya membuat status provokatif, ada pula yang hobinya membuat berita palsu (hoaks). Dua hal tersebut sangat berbahaya dan harus segera kita hindari agar kita lebih sehat lagi dalam bersosial media.

Sahabat yang budiman! Trend lain yang muncul adalah ada sebagian dari kita hobinya menshare sesuatu sebelum membaca isinya. Dari judul status ataupun tulisan orang langsung percaya dan langsung menshare nya, sehingga menimbulkan kegaduhan di sana sini.

Pola dan gaya bersosial media yang adalah berbagi informasi kepada teman dan sahabat dengan informasi yang valid dan benar. Kita juga harus menshare informasi yang kira-kira penting dan bermanfaat bagi orang lain. Bukan yang penting menshare informasi yang belum jelas asal-usul dan sumbernya. Bersosial media harus tetap menggunakan etika, sopan santun, bukan asal share dan tetap harus sehat.

3. Menjaga silaturahmi dengan prinsip saling menghargai

Sahabat  yang budiman! Dengan adanya media sosial banyak orang dapat menjaga silaturahmi satu sama lain. Dengan sekedar mengucapkan happy birthday untuk teman yang sedang berulang tahun, atau congratulation buat teman yang sedang wisuda atau sedang berbahagia, atau sekedar mmeberi tanda like dan super, serta mengomentari status yang positif dari teman dengan kata-kata keren dan mantap sudah membuat orang lain akan senang dan bahagia.

Konsep inilah yang menjadi dasar filosofi bahwa medsos juga menjadi sarana untuk tetap menjaga silaturahmi bagi para penggunanya. Terkadang kita juga tidak terlalu kenal dengan orang lain di media sosial, tetapi karena membuat status positif, mengabadikan moment bahagianya atau sekedar curhat dengan statusnya sudah cukup menyadarkan kita bahwa sifat saling menghargai juga harus tetap ditanamkan dalam bermedia sosial.

4. Memperbanyak teman tanpa mengesampingkan teman yang telah ada

Sahabat yang budiman! Fungsi media sosial juga biasanya untuk menambah teman dan sahabat. Tetapi harus diingat bahwa dengan semakin bertambahnya teman dan sahabat terkadang juga akan menimbulkan permasalahan baru. Permasalahan tersebut terkadang muncul karena kesalahpahaman antara satu orang dengan orang lain.

Selain itu, terkadang dengan semakin bertambahnya teman dan sahabat di media sosial mengurangi rasa kepekaan kita terhadap lingkungan dan juga orang-orang yang terdekat dengan kita. Bukan tanpa alasan, karena faktanya kalau kita terlalu sibuk dengan media sosial, orang-orang terdekat dengan kita bahkan tetangga kita pun sering terlupakan.

Disapa pun oleh mereka kadang tidak kita jawab. Inilah sebenarnya makna yang lebih kita pahami bahwa media sosial hanyalah perantara dan wadah untuk menambah teman, bukan justru mengurangi teman. Bermedia sosial mungkin akan menambah teman dan sahabat kita tetapi bukan melupakan dan mengurangi teman-teman terdekat kita atau bahkan teman kita sebelum kita sibuk dengan media sosial.

5. Memberi informasi  rinci dengan tetap mengendalikan diri

Sahabat yang budiman! Sebagai pemilik akun media sosial sudah semestinya kita selalu bijak dalam menggunakannya. Membuat status tidak harus norak, memberi masukan tidak harus menggunakan bahasa yang tidak santun, memberi informasi tetap harus berdasarkan data, fakta dan sumber yang jelas.

Apabila hal tersebut tidak kita lakukan maka besar kemungkinan informasi yang kita berikan adalah palsu (hoaks). Hoaks adalah musuh bersama yang harus kita lawan agar selalu sehat dalam bersosial media.

Kalau kita lihat fakta yang terjadi saat ini sungguh menyedihkan. Betapa hoaks telah merajalela dan bahkan anehnya mayoritas masyarakat kita percaya dengan hoaks. Bahkan ada sebagian kelompok yang memang sengaja menebar teror hoaks sehingga membuat masyarakat terpengaruh.

Memberi informasi dalam status media sosial kita harusnya menggunakan bahasa yang santun, rinci, tidak bertele-tele, dan berdasarkan fakta yang terjadi. Jangan sekali-kali membuat status yang kontroversi karena pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.

6. Memberi wawasan pengetahuan dengan tetap mempunyai acuan

Sahabat yang budiman! Walaupun media sosial juga sebagai wadah untuk mencari dan menambah wawasan pengetahuan kita, tapi bukan berarti semuanya langsung dapat kita iyakan.

Harus ada pembanding dan referensi lain yang mendukung wawasan pengetahuan yang kita peroleh. Wawasan pembanding tersebut dapat berupa buku, jurnal ilmiah, makalah ataupun ebook yang sudah bisa kita dapatkan dengan mudah.

Tujuannya adalah wawasan pengetahuan yang kita peroleh benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dengan sebaik-baiknya.

7. Membangun citra diri dengan mengedepankan eksistensi

Sahabat yang budiman! Citra diri ternyata dapat dibangun dengan media sosial. Media sosial merupakan sarana terbaik untuk menunjukkan eksistensi diri kita.

Menunjukkan eksistensi diri bukan dengan membuat postingan atau status yang sifatnya norak dan provokatif. Membangun citra dengan mengedepankan eksistensi kita cukup dengan membuat postingan dan status kegiatan kita setiap hari yang sifatnya bersentuhan dengan aktivitas kerja, profesi, keahlian ataupun acara-acara yang kita ikuti dan sifatnya dapat membangun semangat orang lain untuk berbuat lebih baik lagi.

8.Mempercepat informasi dengan tetap mencari sumber asli

Sahabat yang budiman! Ketika terjadi suatu peristiwa dan tragedi biasanya media sosial adalah media pertama yang akan memberi informasi tersebut. Tetapi biasanya juga informasi yang disampaikan simpang siur dan membuat masyarakat menjadi bingung.

Untuk mengantisipasi hal tersebut hal yang dapat dilakukan adalah dengan mencari sumber berita lain atau media lain sebagai pembanding agar berita yang kita dapat berimbang dan tidak menjadi berita hoaks.

Mudah-mudahan bermanfaat buat kita semua. Yang pasti kita harus seiring dan sejalan dalam memerangi hoaks " Say No to Hoaks".


Post a Comment

2 Comments