Filosofi Teh Tubruk


Sahabat  yang budiman! Teh tubruk adalah teh yang dibuat dengan cara mencampurkan remah-remah daun teh dan bunga pilihan dengan air panas tanpa melalui proses penyaringan. Remah-remah daun teh dan bunga tersebut akan tetap mengambang dipermukaan gelas atau pun cangkir tempat menyedu teh tubruk tersebut. Aroma wangi dan rasa manis yang dihasilkan dari proses ini ternyata lebih tajam dan lebih nikmat bagi para penikmat the.

Teh tubruk sudah sangat populer di kalangan para penggemarnya sejak dahulu. Jauh sebelum proses penyeduan teh dicelup maka penikmat teh lebih suka dengan teh  tubruk.  Walaupun begitu, sebagian para penggemar teh biasanya akan tetap memilih teh tubruk sebagai pilihan “ngetehnya” karena cita rasa yang sensasional dan luar biasa dari aroma dan rasa yang dihasilkan.

Sahabat yang budiman! Walaupun proses pembuatan dan penyajiannya  agak ribet dan rumit namun ada beberapa filosofi kehidupan yang dapat diambil dari teh tubruk. Berikut beberapa filosofi teh tubruk:

1.Kebahagiaan itu harus diciptakan bukan ditunggu

Untuk menikmati sensai minum teh  tubruk para penikmat teh ternyata harus menahan remah-remah daun teh tetap berada dalam gelas/cangkir ketika meminumnya. Bahkan terkadang harus menahan remah-remah daun the tersebut dalam mulutnya. Butuh keahlian dan kecekatan dalam mempertahankan remah-remah daun teh agar tidak ikut tertelan bersama air teh yang diminum.

Tidak mudah untuk mempertahankan remah-remah daun teh dalam gelas/cangkir dalam gelas ataupun mulut. Tak jarang beberapa remah-remah daun teh kadang-kadang ikut tertelan dan larut bersama air teh yang diminum.

Hal ini menandakan bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan kesenangan dalam hidup ini, kita harus berjuang dan berusaha. Kebahagiaan hidup tidak akan pernah datang dengan sendirinya. Kebahagiaan hidup harus di jemput, diperjuangkan dan diciptakan. Jangan sekali-kali menunggu kebahagiaan karena hal itu tidak akan pernah ada.

2.Berpahit-pahit dahulu bersenang-senang kemudian

Setelah proses penyeduan teh tubruk selesai. Maka saatnya menikmati teh tubruk dengan sensasi rasa yang variatif dan sensasional. Ada rasa pahitnya, ada rasa asem nya, tetapi ada aroma wangi yang menghasilkan rasa manis luar biasa. Terkesan ribet dan rumit menikmatinya, tapi kombinasi aroma dan rasa yang bervariasi tersebut ternyata menghasilkan cita rasa yang manis dan paripurna.

Hal ini menandakan bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan hidup terkadang kita harus merasakan pahit getirnya rasa kehidupan. Kadang kala kebahagiaan yang kita raih saat ini merupakan jerih payah dari perjuangan kita sebelumnya. Perjuangan yang barangkali penuh dengan rintangan, cobaan, hambatan, keluh kesah, kegetiran dan kepahitan.

Banyak mungkin sebagian kita lari dari kenyataan akan pahitnya hidup, tetapi hal ini bukan sebuah solusi. Menghindari semuanya  justru akan menambah masalah baru yang sudah ada. Kepahitan hidup nggak perlu dihindari, namun dihayati dan dijalani saja. Setelah itu, ketemu manisnya kehidupan, niscaya bikin lebih “menghargai” manisnya hidup dan hidup jadi berasa lebih manis.Ternyata perjuangan yang penuh rintangan dan cobaan tersebut pada akhirnya menghasilkan kebahagiaan hakiki yang paripurna.

3.Konsistensi akan menciptakan citra diri

Sahabat yang budiman! Banyaknya variants teh saat ini terkadang merubah gaya hidup seseorang. Berbagai jenis dan variants teh tersebut juga telah membawa perubahan baik cara menyedunya maupun cara meminumnya. Tidak ada yang salah dalam perubahan tersebut seiring dengan perkembangan zaman yang telah maju dan milenial.

Walaupun variants teh dan cara menikmatinya telah banyak mengalami perubahan, tetapi bagi sebagian orang tidak akan mempengaruhinya. Mereka tetap lebih menyukai gaya kolosal dan tradisional dalam menikmatinya. Mereka tidak berpengaruh dengan peradaban dan perubahan yang ada saat ini. Mereka tetap konsisten dengan teh tubruknya. Sehingga mereka pun menjadi “tea legend drinker”.

Hal ini menandakan bahwa citra diri seseorang akan muncul dari konsistensi terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Mereka tidak akan terpengaruh dengan keadaan dan perubahan yang ada. Mereka akan selalu konsisten dengan semua yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah perbandingan yang tidak serta merta akan mempengaruhi cara dan etos kerjanya.

Perubahan bagi mereka adalah sebuah proses yang tidak semua harus diikuti. Mereka tetap akan komsisten dijalannya, sehingga citra diri pun akan muncul dengan sendirinya. Tanpa harus membangunnya dengan cara-cara tidak baik apalagi meninggalkan kesan “pencitraan”.


Post a Comment

8 Comments