12 Prinsip dalam Menyusun RPP beserta Contoh RPP Terbaru

Sahabat laman24 yang budiman! Sejak dilontarkan gagasan tentang penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia saat ini yakni Nadiem Makarim, berbagai spekulasi pun bermunculan. Bahkan sebagian guru sudah mulai melakukan improvisasi dan mempublikasikan RPP menurut versinya di media sosialnya bahkan di media masa.

Pertanyaan selanjutnya adalah benarkah RPP terbaru cukup 1 halaman? Benarkan RPP terbaru lebih efektif daripada RPP sebelumnya? Untuk menjawabnya, para guru seharusnya berpikir bahwa penyederhaan RPP bukan diterjemahkan secara sempit seperti RPP sederhana berarti RPP itu hanya satu lembar. Mindset inilah yang salah kaprah dan agak menyesatkan. Nadiem Makarim juga tidak pernah menyatakan bahwa RPP yang sederhana itu adalah RPP satu halaman.

Sahabat laman24 yang budiman! Dengan kebijakan  RPP sederhana yang dirancang oleh Nadiem Makarim selain membuat para guru penasaran, ternyata juga menjadi perbincangan hangat di kalangan guru, pengawas sekolah, kepala sekolah dan pemerhati pendidikan di tanah air. Benarkah sederhana itu berarti satu halaman? Jawabnya tentu saja tidak.

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini guru selain harus menjadi “publik figur” didepan kelas, mereka juga ternyata harus disibukkan dengan kegiatan administrasi pembelajaran yang sangat menyita waktu. Selama ini guru selalu disibukkan dengan yang namanya RPP, bahkan mereka membuat RPP dalam satu semester hampir satu rim kertas atau bahkan lebih.

Sahabat laman24 yang budiman! Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah pedoman pelaksanaan dari apa yang akan dilakukan didalam kelas, bagaimana langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menyampaikan materi ajar tertentu dan bagaimana proses penilaian yang akan dilakukan dari materi yang akan diajarkan tersebut.

Tetapi yang terjadi adalah guru terkadang justru mengajar dan melaksanakan prosesnya justru tidak mengikuti prosedur dan langkah-langkah yang dibuat dalam RPP itu sendiri. RPP yang mereka buat hanya untuk keperluan administrasi ketika ada supervisi atau hanya untuk keperluan administrasi akreditasi sekolah saja.

Sahabat laman24 yang budiman! Mindset inilah yang harus dirubah terlebih dahulu. RPP harus dapat memperbaiki preformance guru dalam menyampaikan materi ajar di kelas. RPP harus benar-benar menjadi panduan untuk tampil di depan kelas. Apa yang ditulis dalam RPP seharusnya sama dengan apa yang dilakukan guru didalam kelas.

Dengan mengikuti RPP seharusnya pembelajaran dikelas akan lebih efektif, efisien dan tuntas. Makanya RPP seharusnya memang dibuat sebaik mungkin dan tidak terlalu bertele-tele. Oleh karena itu,  agar tugas guru lebih efesien dan efektif dalam mendidik murid atau peserta didik, salah satunya dengan penyederhanaan RPP.

Sahabat laman24 yang budiman! Namun sesederhana apapun para guru menyusun RPP, mereka tetap harus mengikuti kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip penyusunan RPP itu sendiri. Adapun prinsip-prinsip dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan ditingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan oleh guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan, baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

3. Mendorong partisipasi aktif peserta didik.

4. Disesuaikan dengan tujuan kurikulum untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak henti belajar. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan  motivasi , minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar.

5. Mengembangkan budaya membaca dan menulis.

6. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

7. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

8. RPP memuat rancangan program umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remedial. Pemeberian pembelajaran remedial dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.

9. Keterkaitan dan keterpaduan.

10.RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran untuk sikap dan keterampilan, serta keragaman budaya.

11.Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

12.RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Sahabat laman24 yang budiman! Perbedaan mendasar dari RPP sebelumnya dengan RPP tahun 2020 yang diinginkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah terdapat IPK (Indikator Pencapaian Kompetensi) yang sebelumnya hanya ditulis Indikator, selain itu langkah-langkah pembelajaran hanya dituliskan yang penting-pentingnya saja. Serta perubahan nama dari Penilaian menjadi Assesmen.

Berikut contoh format RPP terbaru dan sederhana yang sudah mengarah kepada apa yang diinginkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Format  RPP terbaru dari P4TK berikut juga dapat digunakan untuk membuat RPP terbaru pada awal tahun ajaran bari nanti:



Post a Comment

0 Comments