19 Filosofi Anak Belajar dari Kehidupannya


loading...
Sahabat  yang budiman! Dalam Puisi yang berjudul “Children Learn What They Live” atau lebih populer dengan Anak Belajar dari Kehidupannya, Dorothy Law Nolte menjelaskan bahwa pribadi dan karakter anak akan sangat dipengaruhi oleh keadaan keadaan dan lingkungan tempat tinggal dan tumbuhnya. Semakin baik kehidupan  keluarga dan lingkungan tempat tinggal dan tempat tumbuhnya maka akan semakin baik pula karakter dan sifatnya.

Sebaliknya, apabila anak tinggal dan tumbuh dalam dalam keluarga dan lingkungan yang “kurang sehat” maka karakter sang anak juga terkadang akan terdampak oleh keadaan tersebut. Anak merupakan hadiah terindah dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang dititipkan kepada kita yang harus kita jaga dan kita didik dengan sebaik-baiknya.

Membesarkan dan mendidik anak merupakan sebuah amanah yang sangat mulia. Oleh karena itu, jangan pernah sekali-kali mendidik anak dengan cara-cara yang tidak elok dan tidak elegan karena akan mempengaruhi psikis dan non psikis anak dalam pertumbuhannya.

Sahabat yang budiman! Anak-anak bagaikan kertas putih. Kedua orang tua bersama keluarga dan lingkungan yang akan turut memberi corak dan warna kertas putih tersebut. Variasi warna kertas putih menjadi hitam, putih, merah, hijau atau apapun warna dan coraknya akan ditentukan oleh orang tua, keluarga dan juga lingkungan tumbuhnya.

Anak-anak mempunyai daya meniru yang sangat tinggi. Mereka akan selalu mengingat apapun yang mereka dengar. Mereka juga akan selalu mengingat apa yang mereka lihat. Dan yang paling tinggi mereka akan meniru semua perbuatan baik dan buruk yang terjadi dalam keluarga dan lingkungannya.

Selain itu, ternyata ada banyak  ekspresi masyarakat terhadap apa yang terjadi pada sang anak, mereka sering menyamakan karakter anak dengan sang ayah dengan kata-kara”tingkah lakunya memang benar-benar mirip ayahnya” atau masyarakat juga akan berkata “ pantas saja kelakuannya seperti itu karena dia tinggal dilingkungan dan daerah yang kurang sehat”. Dan masih banyak lagi kata yang lain yang disangkut kaitkan karakter dan perilaku sang anak dengan lingkungan tumbuhnya.

Sebagai peniru dan pengingat yang baik dan luar biasa, mereka juga akan merekam mentah-mentah apa yang didengar, dilihat dan dirasakan oleh mereka sebagai anak-anak.

Oleh karena itu, Dorothy Law Nolte telah mengingatkan kepada kita semua bahkan jauh-jauh  hari sebelum kita lahir bahwa karakter anak akan terbentuk dari 19 filosofi yang tertuang dalam bait dan baris puisinya yang berjudul “Children Learn What They Live”. Adapun 19 makna dan filosofinya adalah sebagai berikut:

1.Jika anak hidup dengan celaan dan kecaman, mereka belajar untuk memaki dan mengutuk (If children live with criticism, they learn to condemn)

Sahabat yang budiman! Jangan ada celah dalam mendidik anak dengan kecaman atau kata menggunakan kata-kata kasar karena hal itu hanya akan menimbulkan rasa kesal pada anak. Lambat laun sanga anak akan mempunyai kebiasaan mengutuk dan menggerutu dalam hati.

Awalnya mungkin akan diingat dalam hati, tapie seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhannya, kebiaasaan menggerutu dan mengutuk akan lekat dalam dirinya. 

2.Jika anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan (If children live with hostility, they learn to fight).

Sahabat yang budiman! Apapun persoalan orang tua dan seberat apapun masalah keluarga jangan sekali-kali bertengkar didepan anak-anak. Hal ini akan mempengaruhi jiwa dan pembawaan sang anak. Mereka akan cenderung menjadi pemarah dan cepat emosi.

Selain itu, jangan sekali-kali menyelesaikan persoalan anak dengan main tangan kepada anak, seberat apapun masalah yang dibuat oleh anak. Apabila kita dengan menampar dan memukul anak, yang terjadi adalah akan tumbuh benih-benih dendam dalam diri sang anak. Ketika sakit hati, mereka akan melampiaskan kepada teman-teman bermain atau teman sekolahnya. Itu adalah dampak yang paling ringan. Dampak yang terbesar adalah lambat-laun mereka akan melawan orang tua.

3.Jika anak hidup dengan ketakutan, mereka belajar untuk menjadi gelisah dan memprihatinkan (If children live with fear, they learn to be apprehensive)

Sahabat yang budiman! Beberapa orang tua, terutama ibu-ibu sering memberi shock terapi anak dengan cara menakutinya. Menakuti anak memang cara yang paling efektif agar anak dapat segera pulang dari bermain, mandi, belajar ataupun segera tidur.

Tetapi dengan cara menakuti mereka, sang anak pun akan mempunyai pribadi dan karakter penakut dikemudian hari. Cara menakuti anak memang efektif untuk menuruti perintah kita, tetapi dampak di kemudian hari justru lebih besar lagi.

4.Jika anak-anak hidup dengan rasa iba dan belas kasihan, mereka belajar untuk mengasihani diri sendiri dan orang lain (If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves).

Sahabat yang budiman! Kasih sayang dari orang tua dan keluarga adalah salah satu cara yang paling ampuh dalam menanamkan karakter anak. Dengan kasih sayang yang besar anak-anak akan tumbuh dengan semangat mengasihi dan saling berbagi dengan orang lain.

Kasih sayang juga akan berdampak pada jiwa anak untuk berbuat sesuatu yang positif bagi orang lain. Kasih sayang akan membangun karakter anak menjadi anak yang penuh kasih sayang dan saling berbagi sesama mereka.

5.Jika anak hidup dengan olok-olok dan ejekan, mereka belajar untuk merasa malu dan menyesali diri (If children live with ridicule, they learn to feel shy).
Sahabat yang budiman! Ada beberapa orang tua yang terkadang keceplosan atau karena memang tabiatnya yang selalu mengejek orang lain dengan panggilan yang kurang baik. Terkadang mereka memanggil anak dengan panggilan “ halo jelek” atau terkadang mereka memanggil anaknya dengan panggilan “ halo gendut” atau “halo keriting”.

Terlihat sepele karena memang diucapkan dalam moment bercanda atau karena memang sedang ingin membuat kelucuan terhadap sang anak. Tetapi sebenarnya dengan panggilan tersebut tanpa sadar kita sudah membunuh karakter anak kita dengan membangun image negatif sang anak. Jadi, memang harus ekstra hati-hati orang tua dalam bertutur kata dengan sang anak.

6.Jika anak hidup dengan iri hati dan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri dan dengki  (If children live with jealousy, they learn to feel envy).

Sahabat yang budiman! Ada kalanya sifat iri hati dan dengki itu hinggap dalam kehidupan seseorang. Orang tersebut biasanya mempunyai sikap “senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang” atau lebih populer dengan sebutan SMS.

Apabila kita tidak dapat membuang sifat tersebut jauh-jauh dari kehidupan kita maka pasti akan berdampak pada anak-anak kita. sifat “SMS” yang  kita tanamkan dalam diri kita lambat laun akan menurun ke sang anak. Dan alangkah sedih hati pada saat anak kita menjadi anak yang iri hati dan bersifat terhadp orang lain. Kita akan menyesal dengan anak-anak kita, padahal semua itu terbangun dari kebiasaan yang kurang baik dari kita sendiri.

loading...
7.Jika anak hidup dengan dipermalukan, mereka belajar untuk merasa bersalah terus menerus (If children live with shame, they learn to feel guilty).

Sahabat yang budiman! Kebiasaan kurang baik juga kadang ditunjukkan orang tua pada orang lain pada saat anaknya berbuat salah. Orang tua justru ikut-ikutan memvonis anaknya dengan mendamprat dan memaki sang anak didepan orang banyak. Sementara, orang tua terkadang belum mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.

Orang tua yang diharapkan menjadi pembela pun tidak dapat menunaikan tugasnya dengan baik. Dampaknya adalah karakter sang anak akan merasa menjadi orang yang selalu bersalah dan merasa tidak berguna yang menyebabkan anak menjadi down serta hari-harinya penuh dengan kekhawatiran. Semua yang akan dilakukan seolah terhenti karena takut berbuat kesalahan dan nanti akan dipermalukan jika gagal atau membuat kesalahan.

8.Jika anak hidup dengan dorongan, mereka belajar percaya diri (If children live with encouragement, they learn confidence)

Sahabat yang budiman! Motivasi dan semangat orang tua sangat dibutuhkan pada saat sang anak tumbuh dan berkembang. Jangan pernah membuat pernyataan yang membuat anak semakin down. Kalau belum dapat meraih hasil terbaik jangan dijatuhkan dan di down kan. Kita harus tetap memberi motivasi yang baik kepada sang anak.

Sebaliknya apabila anak kita dapat mencapai target yang diinginkan, berikanlah pujian dan apresiasi. Pujian orang tua merupakan motivasi nyata bagi sang anak. Pujian merupakan bentuk motivasi buat sang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar.

9.Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran (If children live with tolerance, they learn patience).

Sahabat yang budiman! Orang tua harus mengajak anak-anaknya untuk selalu menghargai orang lain dengan sebaik-baiknya. Orang tua harus selalu mengingatkan bahwa dengan keberagaman suku, agama, ras, budaya dan adat istiadat yang ada di Indonesia merupakan wujud toleransi yang harus menjadi semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Dengan mengajarkan toleransi kepada anak-anak maka mereka pun akan tumbuh menjadi pribadi yang toleran dan penuh dengan kesabaran. Kesabaran yang tumbuh menjadi motivasi buat mereka bahwa hidup memang harus saling menghargai dan saling menjaga toleransi.

10.Jika anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi (If children live with praise, they learn appreciation)
.
Sahabat yang budiman! Memuji anak adalah sebuah sifat yang positif dari orang tua kepada sang anak. Anak akan merasa senang dan gembira dengan pujian yang mereka dapatkan. Mereka akan lebih giat lagi dalam dalam belajar dan berprestasi.

Selain itu, mereka juga akan belajar mengapresiasi orang lain dengan cara sama dengan yang mereka dapatkan dari orang tuanya. Mereka tidak akan segan dan sungkan untuk memuji orang lain atas keberhasilannya karena mereka sadar bahwa apresiasi ternyata dapat meningkatkan motivasi dalam berprestasi.

11.Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk mencintai (If children live with acceptance, they learn to love).

Sahabat yang budiman! Menerima dan memberi adalah sesuatu yang penting. Ada kalanya orang tua harus mengajarkan tentang bagaimana menerima sesuatu yang terkadang kurang berkenan dalam hidup. Walaupun kenyataan itu pahit. Misalnya, jika ternyata usaha yang dibangun orang tuanya itu mengalami sebuah kebangkrutan. Orang tua harus perlahan menceritakan hal tersebut kepada sang anak.

Tujuannya adalah untuk mengajarkan kepada anak-anak untuk belajar menyayangi keluarga dan semua yang dimilikinya walaupun pada saat yang bersamaan timbul masalah yang kurang menyenangkan. Orang tua tetap harus mengajarkan bagaimana cara menghadapi dan menerima keadaan sulit yang sedang menimpanya agar anak-anak dapat belajar sabar dengan semua keadaan itu.

12.Jika anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar untuk menyukai diri mereka sendiri (If children live with approval, they learn to like themselves).

Sahabat  yang budiman! Semua masalah yang berkenaan dengan cita-cita anak harus didiskusikan bersama antara orang tua dan sang anak. Tidak boleh orang tua memaksakan kehendak terhadap cita-cita sang anak. Semuanya harus didiskusikan dan dibicarakan dengan sebaik-baiknya.

Jika diskusi tentang masa depan anak dapat berjalan dengan baik maka baik orang tua dan anak pun akan sama-sama plong dan tidak ada yang merasa tertekan. Sehingga sang anak pun akan lebih fokus pada cita-citanya dan lebih termotivasi lagi dalam meraihnya.

13.Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar itu baik untuk memiliki tujuan (If children live with recognition, they learn it is good to have a goal)

Sahabat  yang budiman! Sekecil apapun kelebihan yang dimiliki oleh anak kita harus kita berikan apresiasi dalam bentuk pengakuan atas capaian keberhasilannya. Hal ini akan menumbuhkan semangat sang anak dalam menggapai tujuan hidupnya kelak. Sang anak pun akan lebih mempunyai arah demi mewujudkan semua impiannya.

14.Jika anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kemurahan hati  (If children live with sharing, they learn generosity).

Sahabat yang budiman! Orang tua tetap harus mengajarkan kepada sang anak tentang pentingnya makna berbagi dan saling peduli terhadap sesama. Orang tua harus dapat memberikan contoh yang baik dengan menjadikan dirinya orang yang dermawan.

Apabila sifat dermawan sudah lekat dalam diri orang tua, maka sang anak pun pasti akan mengikutinya. Sang anak pun pasti akan menumbuhkan jiwa berbagi dan saling peduli dengan orang lain dalam hidup ini.

15.Jika anak hidup dengan kejujuran dan keterbukaan, mereka belajar kebenaran dan keadilan (If children live with honesty, they learn truthfulness)

Sahabat yang budiman! Berbagai informasi yang ada dimedia televisi tentang perilaku korup dari beberapa oknum penyelenggara pemerintahan terkadang turut mempengaruhi mindset dan pola pikir anak-anak.

Orang tua sebagai orang yang terdekat dengan para anaknya harus mengajarkan tentang kejujuran dan keterbukaan. Orang tua harus memberikan tauladan yang baik terhadap anak mereka. Dari kejujuran dan keterbukaan tadi maka sang anak pun akan berpikir bahwa kebenaran dan keadilan itu memang ada. Walaupun hanya terjadi di lingkup kecil yang bernama keluarga.

16.Jika anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan (If children live with fairness, they learn justice).

Sahabat  yang budiman! Orang tua harus selalu menunjukkan sifat adil terhadap semua anaknya sesuai dengan tempat dan kondisinya. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil tidak harus sama banyak karena kebutuhan sang anak pun pasti berbeda.

Jika mereka telah belajar tentang keadilan dalam lingkup keluarga. Maka mereka pun pasti akan bersikap adil terhadap orang lain.

17.Jika anak-anak hidup dengan kebaikan dan pertimbangan, mereka belajar menghormati (If children live with kindness and consideration, they learn respect).

Sahabat yang budiman! Kebaikan akan selalu berbanding lurus dengan usaha dan kerja keras yang dilakukan. Kebaikan harus diajarkan kepada sang anak agar anak juga dapat belajar menghormati orang lain.

Kebaikan adalah senjata yang paling ampuh dalam memberikan taulan kepada sang anak. Dengan kebaikan yang dilakukan dan ditanamkan dalam diri orang tua maka sang anak akan belajar untuk saling menghormati.

18.Jika anak hidup dengan rasa aman, mereka belajar menaruh kepercayaan dengan orang-orang disekeliling  mereka (If children live with security, they learn to have faith).

Sahabat yang budiman! Sebagai pelindung dan pengayom bagi sang anak, orang tua harus dapat menjamin anak-anaknya dengan rasa aman dan tanpa gangguan dari orang-orang yang berniat tidak baik terhadap keluarga kita.

Orang tua harus benar-benar mampu mengayomi sang anak dengan sebaik-baiknya. Orang tua harus memberikan perlindungan yang maksimal kepada anak sehingga anak akan lebih menaruh kepercayaan terhadap semua orang disekelilingnya.

19.Jika anak-anak hidup dengan persahabatan, mereka belajar pentingnya cinta dalam kehidupannya (If children live with friendliness, they learn the importance of love in their life).

Sahabat  yang budiman! Alangkah bahagianya hati orang tua ketika mendapatkan anak-anaknya mempunyai sahabat yang sangat banyak dan baik. Mendapatkan sahabat yang baik merupakan impian semua anak-anak. Dari persahabatan tersebutlah maka anak-anak akan mulai saling mengenal karakter dan pribadi satu sama lain.

Anak-anak akan belajar kasih sayang dan cinta dari baiknya persahabatan sesama mereka. Mereka akan mengenal satu sama lain. Mereka juga akan memberikan penilaian antara satu orang dengan yang lainnya. Mereka belajar ketulusan, keikhlasan dan kerelaan dari sebuah persahabatan yang baik yang pada akhirnya mereka belajar tentang makna cinta yang sebenarnya.


loading...

Post a Comment

2 Comments