8 Indikator Keberhasilan Pembelajaran Online bagi Guru ketika Siswa Belajar di Rumah


Guru sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dituntut untuk selalu berdedikasi tinggi dalam melaksanakan tugasnya tanpa mengenal batas, ruang dan waktu. Guru tidak perlu mengeluh dan ikut-ikutan berkeluh kesah karena keadaan yang tidak menentu saat ini seiring dengan mewabahnya covid-19.  Justru sebaliknya, peran dan figur seorang guru saat ini diuji apakah benar-benar tetap dapat menjadi panutan bagi semua orang atau justru sebaliknya. Yang terpenting bagi guru saat ini adalah dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya walaupun proses belajar mengajar (PBM) tidak dapat dilaksanakan secara tatap muka.

Selain itu, banyak peran guru yang mestinya dapat dilaksanakan dan diselesaikan dalam kondisi “siswa belajar di rumah” akibat pandemi covid-19 saat ini. Dulu, para guru juga tetap dapat melaksanakan proses belajar mengajar walaupun sarana dan prasarana terbatas, kapur habis, kursi siswa banyak yang rusak, papan tulis sudah tidak layak dan berbagai kendala lain pada saat itu. Para guru zaman itu, tidak menjadikan keterbatasan kendala dan hambatan tersebut untuk tetap melaksanakan PBM dengan sebaik-baiknya. Sehingga menghasilkan siswa-siswa yang luar biasa.

loading...
Begitu juga idealnya para guru saat ini, walaupun siswa “belajar dirumah”, namun  tidak lantas menjadikan para guru  tidak mengajar atau tidak dapat melaksanakan proses belajar mengajar. Justru sebaliknya, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadi semangat buat para guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya, sehingga PBM tetap dapat dilaksanakan walaupun tidak dengan tatap muka. Akan menjadi tidak etis rasanya kalau dalam keadaan seperti sekarang ini, justru dijadikan alasan untuk tidak melaksanakan proses belajar mengajar.

Rasanya aneh kalau guru zaman now terkendala dengan berbagai fasilitas yang ada dan telah tersedia sedemikian lengkap. Jangan ada lagi kalimat yang menyatakan bahwa kami  tidak terbiasa dengan e-learning, kami tidak ada sambungan internet, internet di tempat kami sangat sulit,  kami tinggal di daerah terpencil dan lain sebagainya. Karena sesungguhnya internet telah tersambung kemanapun di bumi Indonesia ini, termasuk daerah terpencil. Sekarang semuanya tergantung pada para guru yang bersangkutan, mau berbuat atau tidak.

Begitu juga dengan kemampuan menggunakan aplikasi pembelajaran berbasis daring (online). Banyak pilihan aplikasi yang sangat mudah dan cepat untuk dikuasai dan di implementasikan. Guru kreatif tetap akan mencari cara dan terobosan untuk memberikan materi-materi pelajaran yang akan bermanfaat bagi masa depan siswa walaupun dalam keadaan sulit dan terbatas.  Itulah sebenarnya yang menjadi salah satu pembeda, antara profesi guru dengan profesi lainnya.

Guru tetap harus menjadi sosok yang kreatif dalam menjalankan kewajibannya mencerdaskan anak-anak bangsa. Disinilah semakin bermaknanya seorang guru bagi para siswa dan juga orang tua siswa, karena walaupun semua siswa belajar dirumah tetapi guru tetap akan menjadi pendamping setia bagi para siswanya sekaligus fasilitator dalam PBM berbasis daring.

Lantas, apakah tugas mulia tersebut telah dapat dilaksanakan dengan baik? dan apakah semua yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan konsep dasar profesi guru itu sendiri?. Guru merupakan salah satu unsur penting yang harus ada selain siswa. Menjadi seorang guru memang bukanlah tugas yang mudah. Hal ini dikarenakan guru mengemban peran yang sangat penting dalam proses pendidikan.  Guru merupakan figur sentral, karena di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar bagi para siswanya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru bukan saja mendidik, mengajar, dan melatih saja, tetapi juga bagaimana guru juga dapat membaca situasi  dan kondisi ketika siswa harus “belajar di rumah”.

Ketika proses belajar mengajar (PBM) “dialihkan” dengan sistem daring, maka muncul pertanyaan, sejauh mana guru berperan dalam PBM tersebut. Apakah guru juga tetap konsisten dalam melaksanakan PBM tersebut, atau justru sebaliknya. Guru kehilangan cara dan metode PBM yang tepat, efektif dan efisien selama PBM dilaksanakan secara daring.  Untuk itu, dalam rangka memastikan bahwa guru tetap ada dan tetap dibutuhkan oleh para siswa walaupun sistem PBM yang dilaksanakan tidak seperti biasanya (“siswa belajar di rumah”), maka berikut indikator keberhasilan PBM dalam bentuk daring bagi guru:

1.Guru melaksanakan PBM dengan memilih salah satu aplikasi pembelajaran berbasis online

Banyaknya aplikasi pembelajaran berbasis daring (online) semakin mempermudah guru dalam mengembangkang inovasi dan kreativitasnya. Guru tinggal memilih salah satu aplikasi berbasis daring tersebut seperti google classroom atau aplikasi lainnya yang menurutnya paling sesuai. Laksanakan PBM berdasarkan jadwal manual yang selama ini dilaksanakan di sekolah. Jelaskan materi sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Ajak siswa berkomunikasi. Berikan kesempatan mereka untuk bertanya apabila ada materi yang menurut mereka kurang memahami. Berikan latihan dan soal yang berhubungan dengan materi pembelajaran, kemudian bahas secara bersama-sama, terakhir simpulkan. Jadi PBM yang dilaksanakan memang benar-benar tak ubahnya seperti PBM dengan tatap muka. Perbedaannya adalah baik guru dan siswa tidak melaksanakan PBM secara tatap muka, tetapi prosesnya tidak berbeda dengan saat PBM dilaksanakan secara tatap muka.

2. Guru memastikan bahwa PBM tetap berjalan efektif walaupun tanpa tatap muka

Tingkat kehadiran siswa, keaktifan siswa dalam bertanya dan merespon materi pelajaran, kedisiplinan, kejujuran, tanggung jawab dan motivasi siswa harus terpantau dengan baik. Hal tersebut menjadi sangat penting karena walaupun PBM dilaksanakan secara daring tetapi guru juga harus memastikan bahwa PBM tersebut berjalan efektif dan tepat sasaran. Semua aplikasi pembelajaran telah di konversi sedemikian rupa sehingga guru juga dapat memastikan poin-poin penting tersebut.

3. Guru tidak menjadikan PBM berbasis daring sebagai kendala dan hambatan atau bahkan sesuatu yang sulit.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi bukan sebagai penghambat guru dalam melaksanakan PBM. Kemajuan teknologi tersebut justru semakin mempermudah tugas guru dalam melaksanakan PBM. Tidak ada alasan lagi bahwa mengajar secara online sangat sulit bagi guru. Yang ada justru, melaksanakan PBM berbasis daring merupakan tantangan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dalam menguasai teknologi. Guru tidak boleh “gaptek” lagi. Guru harus mampu menjadi barisan terdepan dalam memanfaatkan teknologi pendidikan. Guru tidak boleh apatis dengan perkembangan teknologi. Guru harus segera berbenah agar tidak semakin tertinggal dengan profesi lainnya.

4. Tujuan Pembelajaran tetap harus tercapai walaupun PBM dilaksanakan tidak dengan tatap muka

Semua perangkat pembelajaran termasuk program tahunan (prota) dan program semester telah dibuat di awal tahun ajaran baru dan juga diawal semester. PBM berbasis daring tidak ubahnya PBM dengan tatap muka. Jadi tidak ada alasan lagi bagi guru untuk menyatakan bahwa akibat siswa belajar dirumah tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sungguh alasan yang tidak dapat diterima dengan akal sehat kita. Pada poin satu dari indikator ini telah dijelaskan bahwa PBM berbasis daring tidak ubahnya seperti belajar dengan tatap muka. Ada jadwal dan waktunya. Jadwal dan waktu tersebut telah kita buat diawal semester termasuk materi yang akan diajarkan pada masing-masing pertemuan. Jadi sungguh tidak masuk akal memang apabila guru mencari pembenaran bahwa tujuan pembelajaran tidak tercapai akibat “siswa belajar di rumah”. Kalaupun hal tersebut terjadi, berarti bukan karena PBM berbasis daring atau “siswa belajar di rumah”, melainkan guru tidak melaksanakan PBM berbasis daring dan “ siswa tidak belajar di rumah”. Kemana mereka? Wa
llahu Alam. Mungkin mereka perlu “liburan”.

5. PBM berbasis online tetap menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat di awal semester

Perangkat pembelajaran seperti prota, prosem dan RPP telah disiapkan oleh guru di awal tahun ajaran atau diawal semester. Materi pelajaran sudah terkelompokkan dengan baik, termasuk waktu pemberian materi tersebut pada minggu ke berapa dalam semester berjalan. Walaupun PBM berbasis daring, guru tetap harus menjadikan pembelajaran PBM sebagai pedoman, agar PBM dapat berjalan efektif dan efisien sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan semua materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Semuanya berjalan seperti biasa, tidak melenceng dan tidak asal online dan mengajar. Ada waktu, ada jadwal, ada materi dan ada target yang harus diselesaikan.

6. PBM berbasis online bukan ajang pemberian tugas kepada siswa

Konsep belajar berbasis daring sama dengan konsep belajar dengan tatap muka. Ada interaksi dan kolaborasi antara guru dengan siswa. Tetapi walaupun konsep tersebut ada, namun tak jarang justru PBM berbasis daring adalah ajang pemberian tugas sebanyak-banyaknya dari para guru kepada para siswa sehingga siswa pun akan merasakan ketidaknyamanan dalam belajar. Guru harus segera menyadari hal tersebut dan merubah mindsetnya agar PBM dapat berjalan nyaman bagi kedua belah pihak. Yang terjadi saat ini adalah, para siswa justru banyak mengeluh bahwa PBM berbasis daring adalah ajang pemberian tugas oleh guru kepada mereka semua. Walaupun sebagian guru berprinsip bahwa semakin banyak tugas kepada siswa semakin terbiasa para siswa dalam mengerjakan latihan-latihan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Seharusnya guru harus selalu melihat tujuan dari materi pembelajaran dari Kompetensi Dasar (KD) yang ada sehingga guru tidak terlalu jauh dalam melakukan improvisasi yang justru akan menjadi beban bagi para siswa.

7. Guru semakin kreatif dan inovatif menggunakan teknologi dalam PBM

Dalam proses pendidikan di sekolah, dimana Kurikulum, Guru, dan Pembelajaran jadi variabel utama, maka peran guru adalah sentral-nya. Perannya tidak tergantikan. Teknologi hadir untuk meng-empower peran Guru agar bisa men-deliver Kurikulum kepada siswa secara maksimal.

Kemajuan dan kehadiran teknologi ditengah-tengah masyarakat sekarang ini adalah  untuk menguatkan peran guru adalah sebuah keniscayaan. Terlebih di era industri 4.0 dimana guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses belajar mengajar. Bukan hanya proses belajar mengajar di kelas, melainkan juga PBM berbasis daring. Sementara di sisi lain, guru punya rutinitas padat, mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang cukup menyita waktu guru sebelum mengajar, membuat soal, memeriksa pekerjaan rumah, memeriksa hasil ujian, sampai perlu memasukan nilai di raport.

Belum lagi, guru harus mengejar jam pelajaran di sekolah lain agar tetap mendapatkan tunjangan profesi guru (TPG) atau tunjangan sertifikasi. Guru Masa Kini di era industri 4.0 harus melek teknologi, agar lebih kreatif dan berkarakter. Khususnya dalam proses belajar mengajar. Karena siswa di era digital sekarang ini punya preferensi cara belajar yang beragam. Dominan adalah generasi visual. Sehingga metode penyampaian materi juga perlu disesuaikan, perlu campur tangan teknologi di dalamnya," kata Uffie.

8. Guru senang dan siswa bahagia dengan PBM berbasis daring

Hal terakhir yang harus di perhatikan dalam mengukur keberhasilan PBM berbasis daring adalah sudahkah para guru senang melaksanakan PBM berbasis daring ini? Dan sudahkah para siswa juga bahagia dengan PBM yang kita laksanakan dengan berbasis daring ini? Jawabannya tentu ada dalam diri guru sendiri. Akankah PBM berbasis daring menjadi sebuah kebiasaan dan rutinitas baru bagi para guru? Atau justru sebaliknya. Begitu juga dengan siswa. Guru akan mengetahui bahwa siswa bahagia dengan sistem PBM yang guru lakukan atau tidak. Yang salah adalah Guru tidak senang dan siswa tidak bahagia. Maka kesimpulannya kita tidak berhasil mengajar berbasis daring.

Itulah 8 indikator keberhasilan PBM berbasis daring bagi para guru. Jangan pernah merasa paling berhasil dalam mengajar ataupun melaksanakan PBM berbasis daring apabila belum memenuhi 8 indikator tersebut. Dan jangan pernah mengklaim bahwa sekolah kita telah berhasil melaksanakan PBM berbasis daring sementara baik guru dan siswa tidak senang dan tidak bahagia dengan sistem tersebut.
loading...

Post a Comment

3 Comments

  1. Maaf kak, kalau boleh tau nama penulis artikel ini siapa ya? Karena saya memerlukan identitas penulis untuk saya tulis di daftar pustaka sebagai sumber acuan penulisan skripsi saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Afra.......Itu pengembangan dari Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mewajibkan belajar dari rumah (BDR).

      Delete
    2. tulisanya bagus sekali, kalau boleh minta link sumbernya atau surat edaran BDRnya, untuk kepentingan referensi karya ilmiah saya, terimakasih

      Delete