10 Bahasa Tubuh yang Harus Dijaga pada saat Orang Lain Berbicara


Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain, manusia harus berinteraksi sebaik-baiknya dengan orang lain. Semua sikap dan karakter kita tetap harus kita jaga dengan sebaik-baiknya agar orang lain tidak tersinggung dengan sikap dan tingkah laku kita. Ada beberapa bahasa tubuh yang mempunyai arti dan makna tanpa kita sadari dan apabila kita tidak dapat mengendalikannya maka akan membuat orang lain tersinggung ataupun salah arti.

Adapun Sikap, tingkah laku  dan bahasa tubuh yang harus dijjaga dan diperhatikan pada saat orang lain sedang bercerita adalah sebagai berikut:


1. Jangan memainkan telepon seluler pada saat orang lain bercerita

Kebiasaan kita sebagai mahluk sosial  terkadang ingin berbagi cerita dan berbagi masalah dengan orang lain. Alangkah akan kecewanya kita pada saat kita bercerita tentang keluh kesah hidup kita pada saat sahabat kita, justru sahabat kita tidak respon, tidak serius dan tidak mendengarkan isi curhatan hati kita dengan baik.

Kita berbagi cerita karena kita tidak ingin memendam masalah yang sedang kita hadapi sendirian karena dengan bercerita ke orang lain barangkali akan meringankan beban hidup kita. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Pada saat kita sedang bercerita teman kita justru setengah-setengah mendengarkannya.

Sambil mendengarkan curhatan tentang masalah kita, dia pun juga sibuk dengan telepon selulernya ataupun gadgetnya. Dia mendengar, tetapi sekali-sekali dia tersenyum melihat telepon selulernya. Justru terkadang dia menanggapi cerita kita dengan  jawaban tidak nyambung. A kita bilang, B pula dia jawab.

Sekelumit cerita tersebut biasanya terjadi pada hidup kita. Alangkah akan menjadi bijak apabila teman/sahabat ataupun orang lain bercerita kita respek dan menghargainya. Alangkah teman ataupun sahabat kita akan merasa di VIP kan ketika kita mau menjadi pendengar yang baik. Alangkah senang hatinya ketika dia bercerita, kitapun meresponnya dan menanggapinya. Hidup ini memang harus saling berbagi, berbagi cerita dan berbagi masalah, sehingga akan ada “win-win solution” terhadap semua masalah yang kita hadapi.

Jadi, mohon luangkan waktu kita, simpan telepon seluler kita untuk sementara waktu,  untuk menjadi pendengar yang baik pada saat teman/sahabat bercerita agar dapat meringankan beban dari masalah yang kita hadapi. Kita pun akan tetap menjadi orang yang berharga baginya. Sebaik-baiknya sahabat adalah mau berbagi cerita dan mau menjadi pendengar yang baik sehingga akan menemukan solusi bijak yang saling menguntungkan. Semoga!

2. Jangan sekali-sekali mengangkat dan memajukan bahu ke depan pada saat orang lain bercerita.

Memajukan bahu ke depan atau pun mengangkat bahu kita pada saat orang lain bercerita akan memberikan kesan bahwa kita terlihat tidak antusias untuk mendengarkan cerita sahabat kita. Dengan mengangkat bahu dan mendorongnya ke depan berarti kita sedang dalam keadaan tegang ataupun dalam suasana panik pada saat mendengarkan cerita sahabat kita.

Sebenarnya, keadaan seperti itu terkadang bukan bermaksud sengaja ataupun kita tidak sedang dalam keadaan nyaman pada saat orang lain ataupun teman kita bercerita. Itu lebih pada faktor kebiasaan saja. Dan hal tersebut pun tanpa kita sadari. Padahal mempunyai arti yang dapat membuat teman ataupun sahabat kita tersinggung akibat kebiasaan yang tidak pernah kita sadari tersebut.

Jadi, mulailah untu merilekkan/ santaikan bahu agar tidak terlihat bahwa kita memang benar-benar menjadi pendengar yang baik. Memundurkan bahu ke belakang atau bersandar akan mengurangi ketegangan dan kecemasan kita. Hal tersebut harus kita lakukan agar orang lain tidak tersinggung ataupun kecewa pada saat mereka bercerita dan berkeluh kesah, dan kita sebagai pendengar yang baik akan terlihat lebih serius apabila kita kelihatan lebih menyantaikan/menyandarkan bahu kita ke belakang.

3. Hindari tersenyum dan tertawa pada saat seseorang sedang serius bercerita.

Pada saat teman/sahabat bercerita jangan sesekali kita tersenyum ataupun tertawa ketika topik yang diceritakan itu mengarah pada hal-hal serius. Itu hanya akan menimbulkan kesan bahwa kita bukan orang pas dan sesuai untuk tempat berbagi cerita.

Keadaan ini juga dapat digambarkan pada saat kegiatan/acara seminar, belajar di kelas, ataupun duduk untuk mengikuti perkuliahan. Alangkah akan tersinggungnya guru, dosen ataupun pembicara seminar apabila kita tersenyum ataupun tertawa tidak tentu arah. Maksud kita barangkali dengan senyum dan tertawa untuk menghargai mereka. Tetapi justru yang terjadi sebaliknya. Karena suasana sedang serius, topik pembicaraan pun sedang butuh konsentrasi dan perhatian kita justru tertawa.

Tidak orang dan juga tidak kita pasti akan sangat tersinggung apabila kita sedang serius bercerita dan butuh perhatian justru orang lain tertawa menanggapinya. Jadi, ternyata tertawa dan tersenyum pun ada tempat dan waktunya. Jangan sekali-sekali tertawa ataupun tersenyum yang tidak pada tempatnya. Tersenyum dan tertawa pada saat orang lain sedang serius dan sedang butuh perhatian berarti kita tertawa dan tersenyum di tempat dan di waktu yang salah. Hal tersebut akan menimbulkan ketidak nyamanan bagi orang lain dan sekaligus membuat mereka tersinggung.

4. Berikan anggukkan kepala pada poin-poin cerita tertentu

Saat teman dan sahabat bercerita tentang masalahnya, alangkah baiknya sesekali juga kita berikan anggukkan kepala. Hal ini sebagai bentuk penghargaan kepada sahabat kita bahwa kita serius dan menjadi orang yang tepat untuk menjadi pendengar yang baik.

Dampak lain adalah pada saat teman dan sahabat bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya kepada kita pasti bertujuan untuk meringankan beban dan masalahnya. Dengan sesekali menganggukkan kepala terhadap apa yang diceritakan tentu saja akan membuatnya nyaman dan melanjutkan cerita.

Begitu juga sebaliknya, pada saat orang lain bercerita, tetapi kita terlihat tidak nyaman mendengarkannya maka hanya akan menambah beban dan masalahnya. Agar tujuan awal tercapai, yaitu meringankan beban dan masalah yang sedang dihadapinya maka sebaiknya sesekali kita harus berikan anggukkan kepala.

5. Jangan menunjukkan kegelisahan pada saat orang sedang bercerita

Orang lain bercerita tentang sesuatu kepada kita karena ingin mengurangi beban dan masalah yang sedang menghinggapinya. Namun justru apabila pendengarnya (kita) menunjukkan situasi tidak baik/tidak mood karena sebenarnya kitapun sedang mempunyai masalah sendiri. Masalah yang sedang kita hadapi tersebut bisa jadi  akibat suatu peristiwa yang tidak menyenangkan, tragedi, kabar tidak baik ataupun kabar duka maka sebaiknya nyatakan bahwa kita tidak siap untuk diajak berbagi cerita dan segeralah minta waktu yang lain dan bukan saat itu juga.

Bagaimana mungkin kita akan menjadi pendengar yang baik apabila kita juga sedang dalam suasana resah, gelisah bahkan terkadang kita sedang mengalami stress dengan masalah kita sendiri. Kejadian ini tentu membuat kita tidak nyaman. Ibarat pepatah “ makan tak enak, tidurpun tak nyenyak”, apalagi mendengar curhatan hati orang lain.

Selain itu, biasanya ketika kita dihadapkan pada suatu masalah atau peristiwa yang tidak menyenangkan/tidak pernah kita alami sebelumnya maka terkadang telapak tangan kita berkeringat. Hal itu merupakan gejala bahwa diri kita sedang mengalami tingkat kegelisahan yang tinggi. Pada saat suasana seperti itu maka sebaiknya nyatakan bahwa kita sedang tidak mempunya waktu untuk menjadi pendengar yang baik. Tetapi, kita juga harus hati-hati untuk memilih bahasa dalam menolak.

Gunakan bahasa yang tepat sehingga tidak meninggalkan kesan bahwa kita sombong atau tidak mementingkan teman. Misalnya, “Maaf,  Bagaimana kalau besok saja? Bagaimana kalau dua hari lagi? Maaf, bagaimana kalau hari ini saya belum siap, dan lain sebagainya. Kita pasti mempunyai kata-kata yang tepat untuk memilihnya agar lain baik teman ataupun sahabat kita tidak tersinggung dengan penolakkan yang kita lakukan.

6. Jangan bertolak pinggang/berkecak pinggang pada saat orang lain sedang bercerita

Rasanya memang tidak mungkinlah bahwa pada saat teman bercerita, kita akan memposisikan diri kita sebagai pendengar akan berkecak pinggang. Memang tidak mungkin rasanya kita akan sengaja melakukan hal tersebut. Selain mempunyai makna bahwa tipikal kita adalah orang yang sombong dan angkuh, berkecak pinggang juga terkadang menjadi faktor kebiasaan yang tidak pernah kita sadari.

Terkadang seseorang memang nyaman dengan kebiasaan berkecak pinggang, karena hal tersebut juga akan menjaga keseimbangan posisi badan, tangan dan kaki. Apalagi pada saat berdiri, maka seseorang pasti akan sangat nyaman apabila berdiri sambil berkecak pinggang. Tetapi, ternyata berkecak pinggang lebih banyak mempunyai arti negatif daripada positif sehingga sangat perlu untuk dihindari.

Tidak tepat apabila orang lain sedang membutuhkan teman untuk berbagi cerita, kemudian kita mendengarkan cerita tersebut sambil berkecak pinggang. Hal ini juga dapat bermakna bahwa kita tidak serius mendengarkan ceritanya dan cenderung akan selalu memvonis dan menyalahkan sahabat kita tentang masalah yang dihadapinya.

Akhirnya, jangan beban dan masalahnya menjadi ringan, yang terjadi justru akan bertambahlah masalah sahabat kita satu lagi, yaitu ternyata dia selama ini mempunyai seorang sahabat yang angkuh dan sombong. Bertambah pula beban hidup yang dia hadapi. Jadi, sebisa mungkin hindari berkecak pinggang pada saat orang lain bercerita. Kasihan teman kita karena akan bertambah satu lagi masalahnya.

7. Hindari menyilangkan kaki dan tangan pada saat orang lain cerita

Menyilangkan kaki dan tangan pada ternyata mempunyai makna bagi kedua belah pihak. Baik bagi kita yang menjadi pendengar maupun bagi orang lain yang bercerita. Bagi kita yang berfungsi sebagai pendengar, makna dari menyilangkan kaki dan tangan adalah menyatakan bahwa kita adalah orang yang tertutup dan bukan open minded (berpikiran terbuka). Sementara bagi yang ingin berbagi cerita jangan juga sekali-kali kita menyilangkan kaki dan tangan pada saat bercerita.

Hal ini bermakna bahwa disatu sisi kita ingin orang lain mendengarkan cerita kita, tetapi diri kita menunjukkan sifat tertutup. Apabila bahasa tubuh ini dipahami oleh si pendengar “curhat” maka pasti dia tidak akan menanggapi cerita kita terlalu serius. Mengapa? Karena bahasa tubuh kita menunjukkan bahwa kita tidak ingin berbagi cerita dengan orang lain.

Sebenarnya, baik pendengar maupun orang yang bercerita barangkali tidak sengaja melakukan hal tersebut. Hal ini terjadi secara alami saja, karena faktor kebiasaan yang tidak pernah kita sadari. Tetapi, karena menyilangkan kaki dan tangan mempunyai makna yang cenderung tidak baik maka sebaiknya secara perlahan-lahan mulai dihindari. Agar baik si pendengar maupun orang yang bercerita sama-sama bisa nyaman, sehingga “ sharing caring” dan “take and give” dapat berlangsung dengan baik.

8. Hindari menghela nafas terlalu dalam dan mengeluarkannya dengan tiba-tiba

Menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara spontan akan dapat menyinggung orang yang sedang bercerita. Selain menandakan bahwa kita tidak suka dengan orang lain yang sedang bercerita dengan kita, menghela nafas panjang berarti saat itu pikiran kita sedang lelah atau dibebani stres, entah itu karena pekerjaan di kantor atau masalah rumah. Dalam suasana seperti ini sebaiknya kita juga harus menolak apabila ada teman atau sahabat yang ingin berbagi cerita karena apabila dipaksakan maka orang yang berbagi cerita justru akan lebih terbebani lagi.

Tetapi, apabila kita sering menghela nafas panjang karena faktor kebiasaan yang tidak pernah kita sadari maka sebaiknya segera berusaha untuk menghindarinya. Karena menghela napas  merupakan respon atau refleks normal, yang dimotori alam bawah sadar tubuh saat kita sedang stres, tetapi berdampak pada sikap dan karakter seseorang.

Selain itu, menghela napas sejak zaman dulu sudah diartikan sebagai tanda kekecewaan, kekalahan, frustasi, bosan, kekesalan, sampai kerinduan. Menghela napas panjang terlalu sering juga sangat berkaitan dengan depresi. Menurut Normal Breathing, menghela napas secara berlebihan menandakan seseorang sedang berada di bawah tekanan berat, penyakit kardiovaskular, gangguan saraf, dan gangguan pernapasan.

Perubahan pola napas saat stres ini dapat memicu kita merasa sesak dan sulit bernapas lega. Saat dihadapkan pada situasi yang memicu stres, otak Anda akan merangsang produksi hormon stres kortisol dan adrenalin untuk meningkatkan denyut jantung dan aliran darah menuju organ-organ penting. Laju napas Anda juga akan meningkat drastis untuk mencukupi kebutuhan oksigen seluruh tubuh dengan cepat.Namun di waktu yang berbarengan, hormon stres akan mempersempit otot-otot saluran pernapasan dan pembuluh darah patu-paru. Akibatnya, pola pernapasan Anda menjadi tidak efektif karena Anda cenderung menarik napas dengan pendek dan cepat, bukan perlahan dan dalam seperti pada kondisi normal. Perubahan ini akhirnya membuat Anda sesak napas.

9. Lakukan kontak mata dengan tetap tidak menatapnya

“Eye Contact” atau kontak mata mempunyai seribu makna. Itulah ungkapan yang tepat untuk bahasa tubuh dari kedua bola mata. Bukan tanpa sebab, pada saat teman bercerita hendaknya kita juga harus mengontrol dan mengendalikan mata kita agar orang lain yang sedang bercerita tidak tersinggung. Lakukan kontak mata tetapi hindari untuk menatapnya terlalu lama, karena juga akan mempunyai makna yang berbeda lagi.

Terlebih lagi apabila yang sedang bercerita adalah sahabat/teman kita adalah lawan jenis kita. Dia barangkali begitu percaya kepada kita sebagai teman dan sahabatnya sehingga hal-hal sensitif tentang dirinya dan bahkan masalah keluarganya pun diceritakan kepada kita. Padahal hal itu sangat tidak perlu dan harus dihindari karena akan berdampak tidak baik terhadap kedua belah pihak.

Bukan tanpa sebab, mengapa kita juga harus mengendalikan mata kita pada saat lawan jenis yang ternyata memang sahabat baik kita bercerita tentang beban dan masalahnya. Ternyata, mata memang mempunyai peranan penting dalam sebuah kehidupan. Diibaratkan sebagai jendela jiwa, mata mampu membuat hati seseorang bergetar saat menatap mata lawan jenis. Menatap lawan jenis secara berlebihan akan menimbulkan salah paham dan dampak tidak baik. Apalagi kedua belah pihak walaupun merupakan teman baik, tetapi keduanya sudah mempunyai keluarga masing-masing/ pasangan masing-masing.

Dan benar, memang tidak butuh waktu lama, hanya butuh beberapa detik saja sampai tatapan tersebut berbekas di hati apabila salah satu dari keduanya mempunyai masalah dalam keluarganya. Apalagi mereka memang merupakan sahabat laman dan baik selama ini. Apabila, mata sudah tidak bisa berpaling darinya, sinyal-sinyal ketertarikan akan muncul dan bisa dipastikan ada sesuatu yang menarik dari teman kita tersebut.

Selain itu, saat seseorang saling menatap dengan orang yang mereka suka maka bola mata mereka akan membesar untuk menandakan ketertarikan antar satu sama lain. Hal ini membuktikan bahwa kebanyakan para pasangan mengaku jika rasa suka yang pertama kali muncul terhadap pasangan dimulai dari sebuah tatapan. Oleh karena itu, mata mempunyai peran yang sangat besar dalam tumbuhnya rasa suka pada diri seseorang terhadap lawan jenis.

Cara terbaik adalah lakukan kontak mata sewajarnya apabila lawan jenis kita bercerita tentang keluh kesah hidupnya dan hindari menatapnya terlalu dalam apalagi dengan sengaja kita menatap matanya. Tidak boleh hal tersebut terjadi karena akan bermakna bahwa kita sedang menggoda dia pada saat dia sedang dalam masalah.

10. Berikan respon/tanggapan/pendapat tentang cerita yang disampaikan

Bentuk apresiasi dan respek kita agar orang lain merasa dihargai adalah dengan memberikan respon/masukan dan solusi terhadap semua masalah yang dihadapinya agar dapat meringankan beban dan masalah yang sedang menghinggapinya.

Memberikan respon berarti kita juga peduli dengan kehidupannya yang barangkali sedang dalam masalah besar. Orang yang bercerita pun akan sangat senang dan bahagia, karena ternyata tanpa dia sadari dengan bercerita ke orang lain atas semua masalah dan beban yang sedang dihadapi, beban tersebut menjadi ringan.

Sebuah kewajaran juga jika mulai saat ini kita harus saling menghargai. Menghargai apabila teman kita berbagi cerita. Menghargai apabila teman kita ingin berbagi beban hidupnya dan menghargai apabila teman kita sedang dalam kesusahan. Caranya mudah dan tidak harus membantunya dengang materi ataupun uang yang kita miliki. Walaupun sebenarnya juga lebih baik jika  masalah dan solusi yang diinginkan sebenarnya adalah itu juga. Tetapi, dengan memberikan respon, tanggapan dan pendapat dari masalah yang sedang dihadapi juga sudah merupakan sebuah penghargaan besar bagi orang lain yang sedang bercerita tentang masalah dan bebannya sehingga akan meringankan beban mental yang sedang dihadapinya.

Semoga bermanfaat!

Post a Comment

0 Comments