Filosofi Apel pada Sekolah Kedinasan


Sahabat laman24.com yang budiman! Apel pagi merupakan sebuah rutinitas yang harus dilaksanakan di semua instansi baik instansi pemerintah maupun instansi swasta. Apel pagi biasanya juga dilaksanakan di sekolah kedinasan seperti Akademi Militer (AKMIL), Akademi Kepolisian (AKPOL), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS), Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan (STIP) dan juga beberapa sekolah kedinasan lainnya.

Apel pagi juga dilakukan di sekolah berasrama (boarding school), sekolah semi militer, pesantren dan juga beberapa sekolah umum yang tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa disiplin dalam instansi-instansi tersebut.

Sahabat laman24.com yang budiman! Apel mempunyai beberapa filosofi yang sangat baik dan sekaligus menjadi teladan bersama. Berikut 7 filosofi dari apel di sekolah kedinasan:

1. Siap memimpin dan siap di pimpin.

Sahabat laman24.com yang budiman! Dalam sebuah kegiatan apel, baik apel pagi, apel sore dan apel malam jelas terlihat bahwa semua taruna/mahasiswa ataupun pegawai mempunyai hak yang sama untuk menjadi pembina dan pelaksana apel. Ada kalanya yang pembina apel adalah kepala dinas ataupun kepala gen/senior kalau istilah dalam sekolah kedinasan, begitu juga sebaliknya, ada kalanya pembina dan pelaksana apel adalah para junior mereka.

Hal ini mempunyai filosofi bahwa kita semua harus bersedia menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, siap memimpin dan siap dipimpin tanpa melihat siapa yang mengambil apel.

Sahabat laman24.com yang budiman! Sesibuk apapun pimpinan lembaga atau institusi harus tetap mengikuti apel pagi karena akan menjadi teladan bagi semua pegawai dalam sebuah instansi.Begitu juga sebaliknya, pada saat yang menjadi pembina apel adalah bawahan kita maka kita juga harus siap untuk di pimpin oleh mereka. Hal ini mengajari kita semua bahwa jabatan bukanlah segala-galanya.

Ada masanya kita akan menduduki jabatan dalam sebuah instansi dan ada masanya pula kita akan menjadi bawahan dalam instansi tersebut. Pada apel pagi inilah kita diajari untuk siap memimpin dan siap juga untuk di pimpin.

2. Menghormati yang tua dan menghargai yang muda.

Dalam sebuah lembaga/instansi sifat ini sangat penting untuk di implementasikan agar tercipta lingkungan kerja/pendidikan yang teratur dan tersistem. Walaupun ada pepatah “berjenjang naik bertangga turun” yang sangat jelas bagaimana bentuk koordinasi antar semua anggota dalam sebuah lembaga/organisasi di tempat kita bekerja.

Tetapi ketika dalam pelaksanaan apel pagi maka semua diperlakukan sama oleh sistem yang mengaturnya. Yang membedakan adalah siapa yang menjadi pembina apel dan siapa yang yang menjadi pemimpin apel. Dua orang itulah yang menjadi bintang pada saat apel pagi. Tidak perduli mereka lebih muda dari kita atau lebih tua dari kita, tetapi kita sebagai peserta apel pagi harus mengikuti instruksi mereka.

Dalam apel pagi biasanya petugas apel selalu berganti setiap hari dan terjadwal dengan baik. Ada kalanya yang akan menjadi pemimpin/ketua apel adalah orang yang lebih tua dari kita. Begitu juga sebaliknya, ada kalanya apel pagi alam di pimpin oleh orang yang lebih muda dari kita.

Dengan sistem yang mengikat ini maka kita tidak pernah lagi memandang siapa yang lebih tua dan siapa yang lebih muda. Yang mengikat kita pada saat apel pagi adalah tugas yang diberikan kepada mereka. Siapapun yang memimpin apel pagi, kita tetap harus menghargai tugas mereka pada hari itu. Apapun instruksi dan perintahnya akan tetap kita patuhi dan taati tanpa memandang pakah mereka lebih tua atau justru lebih muda dari kita semua.

3. Meningkatkan komitmen dan tanggung jawab

Walaupun sebagian orang menganggap apel pagi adalah hal yang remeh temeh dan hanya membenani tugas mereka. Tetapi apel pagi sebenarnya dapat meningkatkan komitmen dan tanggung jawab seluruh pegawai dalam sebuah instansi. Hal ini terlihat bahwa pada saat apel pagi banyak masukan dan feedback dari pembina apel untuk di follow up dan menjadi perbaikan bagi para peserta apel pagi.

Komitmen dan tanggung jawab pegawai juga akan terlihat dari seberapa sering mereka mengikuti apel pagi dan seberapa ikhlas mereka melaksanakan apel pagi tersebut. Semakin sering mengikuti apel pagi maka semakin jelaslah bahwa apel pagi bukan sebuah beban buat mereka. Apel pagi telah menjadi bagian dari komitmen dan tanggung jawab mereka semua.

4. Membudayakan hirarki

Dengan adanya pelaksana/petugas apel pagi menunjukan bahwa urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan) dalam sebuah organisasi telah digambarkan dalam kegiatan ini. Budaya hirarki telah terbentuk dan siapapun pelaksana apel pagi pada saar itu maka semua peserta apel harus patuh dan taat.

Pelaksana apel pagi pada saat itu adalah orang yang mempunyai wewenang penuh untuk mengatur dan memerintah kita, tidak perduli apakah mereka atasan kita di kantor atau justru bawahan kita di kantor. Justru apel pagi mengajarkan kepada kita semua bahwa kita harus mengikuti prosedur sesuai dengan jenjang kepangkatan dan wewenang yang diberikan oleh mereka di kantor.

5. Memupuk jiwa sportifitas

Dengan adanya pergantian petugas/pelaksana apel pagi maka terlihat bahwa jiwa sportifitas dapat tumbuh dari kegiatan ini. Pada saat pembina apel adalah orang yang lebih muda dari kita, maka kita tetap harus sportif untuk mengikuti kegiatan apel pagi karena telah menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama didalam institusi kita.

Dengan adanya apel pagi maka sikap yang memperjuangkan fair play, keserasian dengan rekan tim, perilaku etis dan integritas, fair play dan etika dalam menerima kenyataan akan terbentuk sendiri.

6. Memupuk solidaritas

Dalam kegiatan apel pagi rasa solidaritas menjadi komitmen bersama. Rasa kebersamaan,rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati, sebagai salah satu anggota dari lembaga/ insitusi yang sama tempat kita bernaung. Perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok telah dibentuk oleh kepentingan bersama dalam sebuah institusi.

Apel pagi telah mengajarkan kepada kita semua bahwa kebersamaan dan sikap sosial harus dikedepankan oleh siapapun. Tidak ada lagi yang merasa individualistik, yang ada justru rasa kebersamaan, simpati dan rasa tanggung jawab dalam mengemban tugas dan kewajiban kita. Apapun profesi dan kedudukan yang kita miliki pada saat ini.

7. Membangun team building.

Sahabat laman24.com yang budiman! Apel pagi juga merupakan sebuah proses dimana kita akan saling bahu membahu membantu team work dan akan selalu bersinergi  dalam mencapai tujuan akhir yang dibuat dan menjadi komitmen bersama.

Dengan adanya interaksi sesama anggota yang menjadi peserta apel maka mereka dapat mengenal satu sama lain dan membangun suatu hubungan kerja yang baik. Hal ini bermanfaat pada saat kita mengambil keputusan. Team building yang baik adalah dimana leader dapat membentuk teamnya dalam sebuah team yang bersama-sama dapat mencapai goals yang sudah ditentukan.

Sahabat laman24.com yang budiman! Komitmen sangat diperlukan dalam sebuah team. Komitmen akan membuang anggota team memiliki rasa kepemilikan (sense of belonging) akan team tersebut dimana tidak ada istilah  “aku” dalam team.

Para anggota team juga dengan sendirinya akan sadar mereka juga harus berjalan menuju tujuan yang mereka tentukan. Dalam team building ini juga, kepercayaan dalam antar sesama anggota tim terbangun dan dapat memotivasi satu sama lain.

Seorang pemimpin yang baik tentu  harus mengetahui bagaimana cara membangun team building ini sendiri. Membangun chemistry dan teamwork sangat diperlukan dalam team building. Membangun  atmosfer kerjasama yang baik akan sangat membantu kebersamaan dan kekompakan dalam mencapai tujuan akhir.

Semoga menjadi inspirasi buat kita semua untuk melangkah lebih baik lagi dikemudian hari.

Salam inspirasi dari laman24.com!

Post a Comment

11 Comments