12 Cara Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah


Sahabat  yang budiman! Mutu yang biasanya juga disebut kualitas memiliki definisi yang bervariasi dari definisi yang konvensional hingga definisi yang strategik berdasarkan bidang kajian yang dibahas. Definisi konvensional dari kualitas biasanya   menggambarkan   karakteristik langsung dari suatu produk seperti: performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan (easy of use), estetika (esthetic) dan sebagainya.

Sementara, mutu dalam definisi strategik adalah kemampuan dalam   memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).  Kualitas didefinisikan sebagai totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuanya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikkan atau ditetapkan.

loading...
Sahabat yang budiman! Selain itu, Kualitas seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction), konformansi terhadap kebutuhan atau persyaratan (conformance   to   the requirements),   dan   upaya   perubahan   ke   arah perbaikan  terus  menerus  (continuous  improvement).

Kualitas memiliki dua aspek kajian yaitu, pertama adalah menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Aspek kajian  yang pertama merupakan definisi produsen tentang mutu, sedangkan aspek kajian yang kedua adalah definisi mutu dari pelanggan. Keduanya sangat dipengaruhi oleh kepentingan dari produsen maupun konsumen.

Sahabat yang budiman! Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi  yang  digunakan  untuk  memperoleh  kontrol  yang  lebih  baik melalui usahanya sendiri. Kebebasan yang baik harus disesuaikan dengan akuntabilitas yang baik. Institusi-institusi harus mendemonstrasikan bahwa mereka mampu memberikan pendidikan yang bermutu pada peserta didik.

Mutu merupakan suatu hal yang membedakan antara yang baik dan sebaliknya. Hal tersebut berarti mutu dalam pendidikan merupakan sesuatu hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Mutu merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status di tengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang makin keras.

Sahabat yang budiman! Karena menjaga dan meningkatkan mutu merupakan sesuatu yang penting dan menjadi keharusan, maka banyak cara dan usaha yang harus dikerjakan untuk mencapai usaha tersebut. Mutu adalah sebuah branding luar biasa dari sebuah lembaga pendidikan (sekolah). Memajukan sekolah 80 persennya berarti meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Adapun cara meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut:

1. Efektifitas Proses belajar Mengajar Tinggi

Sahabat yang budiman! Sekolah memiliki efektifitas proses balajar mengajar (PBM) yang tinggi. Proses belajar mengajar yang menjadikan peserta didik sebagai faktor utama pendidikan. Dalam hal ini guru harus menjadikan peserta didik memiliki kecakapan untuk belajar dan memperoleh pengetahuan tentang cara belajar yang efektif (learning how  to  learn).  Untuk  itu  guru  harus  mampu  menciptakan  iklim belajar yang menyenangkan (joyful learning) sehingga peserta didik tidak merasa tertekan atau terpaksa ketika menghadapi pembelajarandi dalam kelas.

2. Kepemimpinan yang Kuat

Sahabat yang budiman! Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan,  menggerakkan  dan  menyerasikan  semua sumber  daya  yang  tersedia.

Kepemimpinan  kepala  sekolah merupakan faktor utama dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran  sekolah.  Oleh  karena  itu  kepala  sekolah  dikatakan berkualitas apabila kepala sekolah dapat memberi pengaruh yang lebih  baik  dalam  tindakan-tindakan  kinerjanya.  Sehingga  warga sekolah dapat bekerja maksimal sesuai dengan program yang telah ditentukan. Guru dan karyawan lainya, akan termotivasi melakukan perbaikan-perbaikan dalam kinerjanya, karena kinerja para anggota organisasi sekolah lahir dari ketrampilan dan kepemimpinan Kepala Sekolah.

3. Pengelolaan yang Efektif Tenaga Kependidikan

Sahabat  yang budiman! Tenaga kependidikan, terutama guru, merupakan jiwa dari sekolah. Sekolah hanyalah merupakan wadah. Oleh karena itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga pada tahap imbal jasa, merupakan garapan penting bagi seorang kepala sekolah, karena itu sekolah yang bermutu mensyaratkan  adanya  tenaga  kependidikan  yang  memiliki kompetensi dan berdedikasi tinggi terhadap sekolahnya.

4. Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Sahabat  yang budiman! Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehingga   setiap   perilaku   selalu   didasari   oleh   profesionalisme. Budaya mutu memiliki elemen-elemen sebagai berikut: (a) informasi kualitas harus digunakan untuk perbaikan, bukan untuk mengadili atau mengontrol orang, (b) kewenangan harus sebatas tanggung jawab, (c) hasil harus diikuti   rewards   dan   punishment,   (d) kolaborasi, sinergi, bukan kompetisi, harus merupakan basis atau kerja sama (e) warga sekolah harus merasa aman terhadap pekerjaannya, (f) atmosfir keadilan (fairnes) harus ditanamkan, (g) imbal  jasa harus sesuai dengan pekerjaannya, dan (h) warga sekolah merasa memiliki sekolah.5) Sekolah Memiliki Team Work yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis.

Sahabat  yang budiman! Output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil individual. Karena itu, budaya kerjasama antar fungsi dalam  sekolah,  antar  individu  dalam  sekolah,  harus  merupakan kebiasaan hidup sehari-hari dalam sekolah. Budaya kolaboratif antar fungsi yang harus selalu ditumbuhkembangkan hingga tercipta iklim kebersamaan.

5. Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

Sahabat  yang budiman! Sekolah memiliki kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya, sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan kesanggupan pada atasan. Untuk menjadi mandiri sekolah harus memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankannya. Iklim otonomi yang sedang digalakkan harus dimanfaatkan secara optimal oleh sekolah. Oleh karena itu inovasi, kreasi dan aksi harus diberi gerak   yang   cukup,   yang   pada   akhirnya   akan   menumbuhkan kemandirian.

6. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat

Sahabat  yang budiman! Sekolah memiliki karakteristik bahwa partisipasi warga sekolah dan masyarakat merupakan bagian dari kehidupannya. Hal ini  dilandasi  keyakinan  bahwa  makin  tinggi  tingkat  partisipasi, makin besar pula rasa memiliki. Makin besar rasa memiliki, makin besar pula rasa tanggung jawab. Makin besar rasa tanggung jawab, makin besar pula tingkat dedikasinya.

7. Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparasi) Manajemen

Sahabat  yang budiman! Keterbukaan/transparansi  ini  ditunjukkan  dalam pengambilan keputusan, penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat pengontrol. Pengelolaan sekolah yang transparan akan menumbuhkan sikap percaya dari warga sekolah dan orang tua yang akan bermuara pada perilaku kolaboratif warga sekolah dan perilaku partisipatif orang tua dan masyarakat.

8. Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (Psikologis dan Fisik) 

Sahabat yang budiman! Sekolah harus merupakan kenikmatan bagi warga sekolah. Sebaliknya, kemapanan merupakan musuh sekolah. Tentunya yang dimaksud perubahan di sini adalah berubah kepada kondisi  yang lebih baik atau terjadi peningkatan. Artinya, setiap dilakukan perubahan, hasilnya diharapkan lebih baik dari sebelumnya terutama mutu peserta didik.

9. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan secara Berkelanjutan

Sahabat  yang budiman! Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya, ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar di sekolah. Evaluasi harus digunakan oleh warga sekolah, terutama guru untuk dijadikan umpan balik (feed back) bagi perbaikan. Oleh karena itu fungsi evaluasi menjadi sangat penting dalam rangka peningkatan mutu peserta didik dan mutu pendidikan sekolahnya secara berkelanjutan.

10. Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan 

Sahabat  yang budiman! Sekolah selalu tanggap dan responsif terhadap berbagai aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu. Karena itu, sekolah selalu membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat. Bahkan, sekolah tidak hanya mampu menyesuaikan terhadap perubahan/tuntutan, akan tetapi juga mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi.

11. Sekolah memiliki Akuntabilitas 

Sahabat  yang budiman! Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban, yang harus dilakukan sekolah terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan presensi yang dicapai baik kepada pemerintah maupun kepada orang tua pesrta didik dan masyarakat.

12. Sekolah Memiliki Sustainbilitas

Sahabat  yang budiman! Sekolah harus memiliki sustainbiltas yang tinggi karena di sekolah terjadi proses akumulasi peningkatan sumber daya manusia, divertikasi sumber dana, pemilikan aset sekolah yang mampu menggerakkan, income generating activities, dan dukungan yang tinggi dari masyarakat terhadap eksistensi sekolah.



 Referensi :

George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, terj. G.A Ticoalu. Cet. Ketujuh, Bumi Aksara, Jakarta, 2000.

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.

James A.F. Manajement, Prentice/Hall International, Englewood Cliffs, New York, 1982.

Harold Koontz, Management, Tien Wah Press, Singapore, 1984.

Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas, Jakarta, 2001.

Poewadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 1989.

Joremo S Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan, Penerbit Riene Cipta, Jakarta, 2005.

Ace  Suryadi  dan  H.A.R.  Tilaar,  Analisis  Kebijakan  Pendidikan Suatu  Pengantar,  PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994.

Sallis   Edward,   Total   Quality   Management   in   Education;   Manajemen   Mutu Pendidikan,terj.
Ahmad Ali Riyadi, et.al., IRCiSoD, Yogyakarta, 2006, Cet. IV.


loading...

Post a Comment

1 Comments