A. Pengertian Komunikasi Verbal
Banyak orang tidak berhasil menguasai komunikasi dengan baik walaupun sudah pada level tertinggi dalam jabatannya. Hal dapat terlihat di negara kita, mulai dari pejabat Pemerintah hingga pejabat daerah yang terkadang tierlihat kurang asyik dalam berkomunikasi baik dengan bawahan langsung ataupun dengan masyarakat.
Hal ini tentu akan meninggalkan kesan yang tidak baik bagi masyarakat. Citra dirinya pun secara otomatis akan mengalami penurunan secara terus menerus seiring dengan buruknya komunikasi yang mereka lakukan. Sebagai pejabat publik, seharusnya mereka harus memahami makna dan arti komunikasi dengan baik, sehingga apa yang akan disampaikan memang benar-benar telah dipersiapkan dengan baik sehingga orang lain yang memahaminya pun mudah dan asyik.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang memakai simbol-simbol verbal, baik secara tertulis ataupun lisan. Komunikasi verbal memakai satu kata atau lebih yang hampir ide/gagasan dalam berbicara merupakan kategori pesan verbal yang disengaja, yakni usaha-usaha yang dilakukan dengan sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara verbal.
Selain itu, komukasi verbal dalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal.
Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
B. Manfaat Komunikas Verbal
Ada beberapa manfaat apabila komunikasi verbal dapat dilakukan dengan baik. Adapun manfaat komunikasi verbal adalah sebagai berikut:
1. Menjaga interaksi, sosialisasi, soliditas dan kerukunan
Dapat kita bayangkan apabila komunikasi dalam suatu keluarga ataupun lingkungan sekitar kita tidak dapat berjalan efektif dan baik. Pasti yang terjadi adalah hidup sendiri-sendiri dan akan melahirkan sifat individualistik yang sangat tidak baik bagi orang Indonesia. Nenek moyang kita selalu mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup rukun, gotong royong dan saling membantu satu sama lain.
Dengan tetap berlangsungnya komunikasi verbal antara satu orang dengan orang lain, satu keluarga dengan keluarga lainnya, dan satu lingkungan dengan lingkungan lainnya, maka terjagalah soliditas dan kerukunan sesama kita. Kerukunan dan soliditas adalah modal pembangunan yang tetap harus kita pertahankan dan wariskan kepada anak cucu kita kelak.
2. Memberikan motivasi satu sama lain
Terkadang dalam menjalani kehidupan ini kita harus saling memberi motivasi. Hal ini tentu akan bermanfaat bagi teman ataupun sahabat kita yang sedang mengalami masalah atau beban. Dengan adanya komunikasi verbal ini maka sifat saling memberi motivasi akan terjaga dengan baik. Dengan saling memberi motivasi berarti hidup kita juga akan mempunyai makna yang sangat dalam bagi orang lain.
Terkadang untuk menjadi berharga dihadapan orang lain, kita tidak harus memberikan harta dan materi yang kita miliki. Mereka kadang hanya membutuhan dorongan dan semangat dari kita untuk bangkit dari keterpurukannya.
3. Saling berbagi Informasi positif
Dalam zaman milenial yang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, informasi merupakan kebutuhan bagi semua orang. Karena merupakan sebuah kebutuhan maka semua orang akan senang dengan berbagai informasi yang positif dan menggembirakan bagi semua orang. Alangkah senang orang-orang terdekat kita kalau menerima informasi tentang hal-hal baik dari kita.
Begitu juga sebaliknya, seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terkadang begitu mudahnya orang menyampaikan berita palsu (hoaks). Ada sebagian orang justru mempunyai hobi untuk menyebar hoaks, padahal hal itu sangat menyesatkan bagi kita semua. Begitu juga dengan sebagian yang lain, belum dibaca dan dicek kebenaran informasi yang diterima justru langsung mem posting berita hoaks tersebut.
Kita sangat menyayangkan banyaknya berita palsu yang beredar saat ini, dan terkadang sebagian orang begitu mudah menyebarkannya. Selain terancam pidana oleh Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), bagi para penyebar hoaks juga pasti akan segera menjadi musuh bersama masyarakat. Jadi, kita akan tetap bijak dalam menerima dan menyaring informasi sehingga informasi tersebut menjadi positif.
4. Menyampaikan Opini secara beretika
Komunikasi verbal juga ajang untuk menyampaikan opini/pendapat tentang suatu topik/masalah yang sedang terjadi. Walaupun kita hidup di zaman reformasi yang menjunjung azas demokrasi, tetapi dalam beropini kita tetap harus menggunakan bahasa yang baik dan juga mempunyai etika.
Etika dalam berkomunikasi sangat penting karena hal tersebut akan mengukur seberapa brilian ide dan pemikiran kita tentang suatu masalah/topik yang sedang menjadi perbincangan ataupun viral. Jadi, tetaplah menggunakan etika dalam beropini sehingga tidak akan menyinggung orang lain.
5. Menyampaikan Regulasi
Terkadang orang tidak update dengan aturan/perundangan-undangan/hukum yang telah diberlakukan sehingga sebagian dari mereka tertinggal informasi akan adanya regulasi, sehingga tanpa sengaja mereka melanggar regulasi tersebut.
Bukan mereka ingin dan sengaja melanggarnya, tetapi ketidaktahuan akan regulasi dan lambatnya informasi yang didapatkan. Komunikasi verbal adalah ajang untuk menyampaikan regulasi dengan baik dan tepat sasaran.
C. Prinsip Komunikasi Verbal
1. Menghindari perdebatan
Ada kalanya seseorang yang ingin eksis terhadap eksistensinya suka memperdebatkan hal-hal yang tidak perlu. Tipe dan karakter orang seperti juga suka untuk melakukan debat kusir yang sangat menyita waktu dan energi kita.
Alangkah baiknya jika perdebatan itu dapat dihindari, sehingga tidak akan menimbulkan konflik kepentingan antar kedua belah pihak. Agar lawan bicara kita tidak bosan dengan kita dan mau merespon apa yang kita sampaikan dengan baik maka menghindari perdebatan adalah cara terbaik agar komunikasi verbal berjalan positif dan berkualitas.
2. Menghargai pandangan orang lain, jangan pernah mengatakan anda salah
Karakter sebagian orang yang suka menyalahkan pendapat orang lain sangat menjadi tolok ukur bahwa mereka adalah orang-orang egois yang hobinya mau menang sendiri dan cenderung bersifat egois.
Mereka juga tidak segan-segan untuk menyalahkan orang lain apabila pendapatnya tidak diterima oleh lawan bicara. Mereka tetap akan mencari pembenaran dengan opininya sehingga orang lain tetap dianggap di bawahnya.
Komunikasi verbal yang berkualitas tidak menggunakan prinsip mau menang sendiri, egois dan menyalahkan orang lain. Ketika ternyata benar bahwa orang lain salah pun, kita tetap harus memilih bahasa yang sopan dan beretika sehingga orang lain tidak tersinggung.
3. Akui kesalahan dengan segera dan sepenuh hati jika anda salah
Ada kalanya pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain yang berhubungan dengan informasi dan data kita membuat kesalahan. Hal tersebut merupakan suatu hal yang biasa dan dapat terjadi pada semua orang. Apabila hal tersebut menimpa diri kita, maka sebaiknya segera meminta maaf dan mengakui jika kita salah, sehingga orang lain pun akan dengan senang memaafkannya.
4. Memulai dengan bersahabat
Beberapa orang ketika memulai berbicara dengan orang lain dimulai dengan nada yang tinggi dan agak ngegas. Orang lain pasti tidak akan nyaman dan cenderung terganggu dengan nada bicara kita. Barangkali tidak ada unsur kesengajaan. Hal ini terjadi karena mungkin faktor kebiasaan saja.
Mulailah komunikasi dengan lebih elegan dan bersahabat. Hal ini akan mengundang simpati bagi semua orang. Dengan elegan dan bersahabat, semua kata dan kalimat yang keuar dari mulut kita akan menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh orang lain.
5. Membuat orang lain segera mengatakan “iya”
Kata iya biasanya akan selalu berhubungan dengan tingkat kepercayaan “trust”. Apabila orang lain percaya dengan semua yang kita sampaikan, mereka pasti akan langsung berkata “iya”. Untuk memastikan bahwa orang lain akan berkata iya perlu ada bahasa yang baik, santun dan beretika. Hal yang terjadi biasanya adalah belum memulai pembicaraan dengan lain tetapi orang lain sudah tidak suka dengan cara dan gaya kita berbicara.
Akhirnya jangankan orang lain yang menjadi lawan bicara kita akan berkata iya, mendengarkan kita pun kadang mereka malas. Jadi, segeralah beralih dengan bahasa yang tepat dan sesuai sehingga orang lain akan percaya kepada kita dan segera mengatakan iya.
6. Membiasakan orang lain berbicara lebih banyak
Kebiasaan kita adalah kita akan sangat sulit menjadi pendengar yang baik tetapi kita ingin menjadi orang yang selalu didengarkan. Hal ini terjadi karena kita masih mengikuti ego dan sifat individualistik kita. Hal ini sangat tidak nyaman bagi orang lain. Orang lain juga ingin didengarkan oleh kita.
Selain itu, sifat yang tidak mau menjadi pendengar yang baik akan membuat diri kita tidak disukai oleh orang lain. Bukan tanpa sebab, orang yang mungkin sedang dalam masalah besar yang menimpa dirinya justru tidak kita dengarkan dengan baik. Yang ada justru dikemudian hari barangkali kita akan menerima informasi yang tidak baik tentang dirinya dan kita pun akan menyesalinya seumur hidup. Kenapa pada saat itu kita tidak mau mendengar keluh kesahnya karena keegoisan diri kita.
Biarkan orang lain mempunyai segmen dan porsi lebih banyak sehingga kita pun akan menerima informasi dengan baik dan lengkap. Sesekali kita juga harus belajar untuk menjadi pendengar yang baik.
7. Membiarkan orang lain mengemukakan gagasan/idenya
Jangan memotong pembicaraan lawan bicara kita ketika akan menyampaikan pendapat. Biarkan lawan bicara menyampaikan pendapatnya hingga selesai dan jelas, lalu tanggapi pendapatnya setelah dipersilakan untuk bicara. Biasanya kebiasaan tidak baik kita adalah selalu memeotong pembicaraan orang, sementara mereka belum selesai menyampaikan pendapatnya.
Dan alangkah lebih baik jika sebaiknya tidak menyerang pribadi lawan bicara kita apabila tidak setuju dengan pendapat orang lain. Apalagi jika tidak berhubungan dengan topik diskusi. Hal ini tentu saja menjadi satu hal yang dapat memicu konflik bila dilakukan dalam sebuah diskusi.
8. Melihat sesuatu dari sudut pandang lawan bicara kita
Dengan melihat sesuati dari sudut pandang lawan bicara kita maka tanpa kita sadari kita akan memperoleh wawasan dan mindset baru tentang sesuatu. Tentu saja, karena kita mendengarkan penjelasan atau saran yang diberikan orang lain. Dengan mendengarkan penjelasan orang lain akan mengembangkan pola pikir kita menjadi lebih berkembang.
Asumsi-asumsi yang mereka berikan tentunya memiliki alasan. Oleh sebab itu, kamu tidak boleh langsung menolak pendapat yang dilontarkan orang lain. Dengarkanlah penjelasannya. Dari penjelasan tersebut akan memberikanmu wawasan baru.
Dalam jalannya sebuah diskusi atau perundingan, pasti adakalanya pendapat yang berbeda menyulutkan amarah. Amarah tersebut janganlah dituruti, jika amarah tersebut dituruti akan menimbulkan perselisihan dan dendam. Itu sangatlah merugikan. Perbedaan yang ada harus disikapi dengan hal yang wajar.
Oleh karena itu, sangat diperlukan sikap menghargai terhadap pendapat orang lain. Jika kita menghargai pendapat orang lainn akan mempertahankan dan memperkuat silaturahmi. Dengan adanya sikap menghargai pendapat orang lain akan menghindarkan dari yang namanya perselisihan. Semua orang tidak akan memaksakan pendapatnya untuk diterima.
Perbedaan pendapat dari semua orang di dengarkan dan diterima satu persatu sehingga dapat mencapai tujuan bersama.
9. Menunjukkan simpati pada gagasan/ide orang lain
Biasanya, orang-orang yang dibesarkan dalam rumah yang hampa pujian atau tanggapan positif dari orangtuanya akan berpengaruh pada kemampuan dirinya dalam memberikan simpati dan empati kepada orang lain. Dan biasanya mereka selalu melihat diri mereka sebagai orang yang tidak mempunyai keberhasilan, tidak pernah dipuji. Karena tidak pernah mendengarkan pujian, akhirnya tidak tahu bagaimana caranya memberikan pujian atau menghargai orang lain.
Dari keluarga yang sama juga bisa muncul seseorang yang sebetulnya tahu bagaimana caranya memuji orang, tapi tidak mau melakukannya. Kenapa? Sebab dia merasa dia pun dulu tidak pernah mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain maka sekarang orang pun tidak akan mudah mendapatkan pujian atau penghargaan dari dia. Namun sebenarnya mereka bisa belajar untuk menghargai orang lain, langkah satu-satunya adalah coba melihat perubahan atau kemajuan atau hal yang positif sekecil apa pun.
Ada satu alasan kenapa seseorang patut menerima pujian atau penghargaan yaitu orang itu telah berusaha. Selain kita memberikan pujian dan penghargaan melalui kata-kata, ada hal yang memang tidak terungkapkan melalui kata-kata namun terbaca jelas adalah sikap hormat. Tiga dampak positif yang akan timbul kalau kita memberikan penghargaan kepada orang lain, yaitu
a. Orang lain akan lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik.
b. Orang lain akan lebih mau dekat dengan kita
c. Orang tersebut nantinya juga akan lebih mudah menghargai orang lain pula, sebab mereka sudah menerimanya dari kita.
10. Mengajak orang memikirkan ide baru tentang gagasan/ide yang dikemukakan
Dengan memberikan motivasi dan semangat kepada orang lain untuk memikirkan ide ataupun gagasan baru tentang suatu topik pembicaraan maka tanpa sadar kita juga telah membantunya untuk memberi Informasi yang diterima dengan berfikir kritis .
Berpikir kritis bisa didapatkan dari hasil pengalaman, pengamatan ataupun dari komunikasi dengan orang lain yang memberi informasi. Dengan berfikir kritis jadi kita tidak mudah percaya dengan informasi yang diterima, sehingga kita melakukan analisis terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut.
Orang-orang yang selalu berpikir kritis akan memicu dan menghasilkan pemikiran yang brilian dan selalu menghasilkan critical thinking dan problem solving. Ciri-Cirinya adalah:
a. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
b. Rasional dan beralasan
Gagasan/ide/argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
c. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
d. Bagian dari suatu sikap.
Pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.
e. Kemandirian berpikir
Kemandirian beripikir adalah seseorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
f. Berpikir adil dan terbuka
Berpikir adil dan terbuka adalah mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
g. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
0 Comments