Demi terwujudnya proses belajar mengajar yang efektif dan tuntas maka guru harus mempunyai peran yang signifikan. Hal ini bermanfaat agar peserta didik dapat nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas dengan sebaik-baiknya sehingga setelah proses pendidikan di sekolah memberikan dampak juga pada perubahan afektif pada peserta didik tersebut.
Dengan timbulnya suasana yang nyaman dan terbentuk afektif terpuji pada peserta didik maka akan meningkatkan motivasi belajar, dan dapat meningkatkan prestasi peserta didik.
Pengelolaan kelas adalah proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kegiatan pembelajaran guru dengan segenap penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tentukan (Gunawan, 2016: 6).
Secara keseluhan dalam pengelolaahan manajemen kelas guru sangat besarpengaruhnya yaitu mulai dari perencanaan pembelajaran, pengorganisasian pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi seluruh sumber daya dan sistem dalam pembelajaran. Sehingga Nampak jelas bahwa peran guru dalam manajemen kelas sangat menentukan keefektifan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.
Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak terwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peran guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan di antara murid-murid di suatu kelas. Dalam arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan program kelasadalah orang yang kerjaannya mengajar atau memberikan pelajaran di kelas.
Secara luas, guru berarti orang yag bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing (Mulyadi, 2009:6). Wijaya (dalam Gunawan 2016:89) menyatakan bahwa peran guru sebagai pendidik didalam kelas diantaranya.
1. Peran sebagai pendidik (educator)
Sebagai pendidik di dalam kelas, guru merupakan seorang publik figur. Seorang guru harus benar-benar memposisikan dirinya sebagai orang yang bertugas mendidik para siswanya. Guru harus mampu memberikan model dan teladan yang baik sehingga para siswa mau dan mampu merubah tingkah laku kearah yang lebih baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut, seorang guru tentu harus mempunyai standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.
Selain itu, guru juga harus bertanggung jawab atas tindakannya dalam proses pembelajaran di sekolah dengan sebaik mungkin. Guru juga harus berani mengambil keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi dan bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan tingkat kesulitan dari masing-masing kompetensi dasar (KD) yang diajarkan.
2. Peran guru sebagai pengajar
Sebagai pengajar di dalam kelas, guru harus memiliki kompetensi profesional yang menyangkut disiplin ilmu yang diajarkan. Untuk mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, maka linearitas disiplin ilmu yang didapat dengan mata pelajaran yang diajarkan harus sama.
Disiplin ilmu yang dimaksud bukan terbatas pada ijazah guru, melainkan juga pada penguasaan materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini menjadi fenomena menarik karena pada banyak tempat, seorang guru juga mampu mengajar beberapa mata pelajaran.
Tidak masalah, yang penting adalah guru harus mampu mengajarkan materi pelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Fungsi guru sebagai pengajar mempunyai makna bahwa guru adalah orang yang memberi petunjuk agar orang lain mengetahui tentang suatu ajaran atau nasihat yang membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami materi standar yang dipelajari.
3. Peran guru sebagai pembimbing
Sebagai pembimbing di dalam kelas, guru harus jelas dalam menuntun peserta didik untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sebaik-baiknya, memberikan langkah-langkah pembelajaran dengan tepat dan arah KBM yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Walaupun dalam mempresentasikan materi pelajaran telah berjalan baik yang ditandai dengan indikator bahwa siswa telah memahami materi pelajaran pada hari itu, tetapi tanpa bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan materi pelajaran pada hari itu.
Dampak apabila kelemahan peserta didik tidak diantisipasi dengan cara membimbing mereka tentu akan menyebabkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada guru. Peserta didik akan lebih banyak ragu-ragu dalam mengembangkan kemampuannya. Dengan bimbingan guru, maka mental dan sikap peserta didik akan lebih baik dan lebih teruji yang pada akhirnya ketergantungan peserta didik semakin berkurang, dan pada akhirnya mereka akan mampu berdiri sendiri (mandiri).
4. Peran guru sebagai pelatih
Peran guru sebagai pelatih dikelas akan sangat dipengaruhi oleh seberapa kompeten guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan penguasaan kelas (classroom management). Layaknya pelatih salah satu cabang olah raga, guru juga harus menanamkan mental juara untuk peserta didik.
Guru harus mempunyai falsafah memenangkan setiap pertandingan dan menanamkan kepribadian yg baik & perilaku etis pada seluruh peserta didik. Cerminan falsafah seorang pelatih akan tercermin dalam pendapat & tingkah lakunya dalam melaksanakan tugasnya sebagai coach dalam membina peserta didik untuk mengembangkan secara optimal kesehatan, fisik, mental, & sosial demi terwujudnya prestasi yang lebih baik.
Guru didalam kelas juga harus mengembangkan keterampilan motorik, prestasi, perilaku etis, moral yg baik, berkepribadian yg baik, dan respek terhadap orang lain.
Indikator keberhasilan peserta didiknya adalah mereka mempunyai watak luhur, pertimbangan-pertimbangan intelektualitasnya & sifat-sifat demokratis. Sementara tugas guru sebagai pelatih di kelas adalah membimbing, meningkatkan prestasi, merencanakan program latihan, mengevaluasi proses dan hasil latihan. Selain itu, guru sebagai pelatih didalam kelas harus dapat:
1. Menyusun dan melaksanakan rencana latihan tambahan demi meningkatkan kualitas dan kompetensi siswa
2. Menyusun dan menciptakan model pembelajaran yang menyenangkan.
3. Menyusun, membuat, menyediakan, mencari perlengkapan latihan (perlengkapan praktek)
4. Mengembangkan prestasi para peserta didik
6. Membentuk Sifat & kepribadian para peserta didik
7. Mengembangkan fungsi kognisi dari peserta didik (IQ, EQ, CQ, AQ, SQ)
8. Mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan siswa dalam implementasi materi pelajaran
Dari langkah-langkah tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individu peserta didik.
5. Peran guru sebagai penasihat
Sebagai seorang publik figur yang didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting, maka guru didalam kelas juga harus mampu menjadi penasehat yang baik bagi para peserta didiknya. Kalimat didahulukan selangkah dan ditinggikan seranting bermakna bahwa guru bukan hanya mempunyai peran dalam mentransfer ilmu pengetahuan bagi para siswanya. Guru juga sekaligus berperan sebagai orang tua kedua bagi seluruh peserta didiknya.
Karena peran guru sebagai orang tua siswa tersebutlah maka menasihati para peserta didik merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap waktu oleh para guru walaupun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat. Agar guru menyadari fungsinya sebagai penasihat, maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan mental, akan menolong guru untuk menjalankan fungsinya sebagai penasihat dengan sebaik-baiknya.
6. Peran guru sebagai pengelola kelas
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru adalah keterampilan penguasaan/pemgelolaan kelas (Classroom Management). Guru sebagai pengelola kelas hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua peserta didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru.
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Kualitas dan kuantitas belajar peserta didik di kelas ditentukan oleh faktor guru sebagai seorang manajer kelas.
Penguasaan terhadap pengetahuan teori tentang belajar dan keterampilan mengajar merupakan modal awal yang harus dimiliki oleh guru sebagai manajer kelas, untuk selanjutnya guru harus memahami konsep dan kegiatan dalam manajemen kelas.
7. Peran guru sebagai demonstrator
Practice makes perfect. Ungkapan tersebut harus menjadi semboyan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) didalam kelas. Sehebat apapun teori yang dikemukakan dalam menyampaikan materi pelajaran apabila tidak disertai dengan praktik maka tidak lengkap pengetahuan yang dimiliki siswa.
Untuk menuju kesempurnaan dari teori dan praktiknya maka sebelumnya guru harus memiliki kemampuan dalam mendemonstrasikan materi pelajaran yang diajarkan. Tips dan triks dalam menyampaikan materi juga dibutuhkan oleh para guru agar materi yang diajarkan dapat diserap oleh para siswa dengan baik.
Guru melalui perannya sebagai demonstrator hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta, senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.
Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami peserta didik, guru harus berusaha dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman peserta didik.
8. Peran guru sebagai korektor
Dalam melaksanakan proses KBM didalam kelam, seorang guru juga harus berperan sebagai korektor yang harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana yang buruk. Kedua nilai ini harus dipahami oleh para peserta didik karena akan sekaligus membentuk sifat sportif mereka dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat.
Kedua nilai ini mungkin telah peserta didik miliki dan mungkin telah mempengaruhinya, sebelum anak didik masuk sekolah. Karena latar belakang kehidupan anak didik yang berbeda.
Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan semua nilai buruk harus disingkirkan dari jiwa peserta didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai korektor, yang menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan peserta didik.
9. Peran guru sebagai inspirator
Banyak orang beranggapan bahwa inspirasi terkadang dianggap tidaklah begitu penting dalam kehidupan yang lebih memprioritaskan kemampuan dan bakat. Padahal, Inspirasi merupakan sebuah gerbang yang dapat membuka batas dan pengalaman baru kedalam hidup kita.
Selain itu, inspirasi sebenarnya juga menghadirkan beragam kemungkinan dan mengubah cara kita memandang diri kita sendiri dan orang lain karena inspirasi tidaklah sama dengan motivasi. Inspirasi akan membawa sesuatu yang lebih besar dan kuat daripada motivasi. Inspirasi akan membangkitkan passion dan semangat besar yang akan membawakan hidup yang lebih sukses dan bahagia di tengah-tengah masyarakat modern seperti saat ini.
Inspirasi bisa datang darimana saja dan bahkan dari sesuatu yang sederhana yang kita jumpai sehari hari. Inspirasi bisa datang dalam beragam bentuk seperti pengalaman, tempat, cerita, dan orang orang tertentu yang akan membuatmu merasakan stimulasi di pikitan dan hati untuk melakukan sesuatu.Tidak ada paksaan untuk melakukan sesuatu yang muncul, melainkan kemauan, drive, serta ide dan visi yang akan membawa diri untuk melakukan sesuatu.
Penulis Wayne Dyer menyatakan "A highly motivated person takes an idea, goes out there, and won't let anybody interfere with them. Inspiration is exactly the opposite. If motivation is when you get hold of an idea and carry it through to its conclusion, inspiration is the reverse. An idea gets hold of you and carries you where you are intended to go."
Guru sebagai inspirator harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama peserta didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar yang baik. Hal yang penting bukan teorinya, namun bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
10. Peran guru sebagai informator
Pemilihan kata dan kalimat yang mudah dipahami oleh siswa menjadi kunci keberhasilan proses KBM didalam kelas yang muaranya akan diimplementasikan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus benar-benar informatif dalam menyampaikan materi pelajaran. Sebagai informator yang baik, guru harus dapat memberikan informasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dan komunikasi.
Walaupun, bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru agar terhindar dari kesalahan dalam memberikan informasi bagi peserta didik.
Agar menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasa-lah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan peserta didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti kebutuhan peserta didik dan mengabdi untuk peserta didik.
11. Peran guru sebagai organisator
Organisator adalah orang yang mengorganisasi; penyusun dan pengatur. Sebagai organisator, maka guru harus mampu menyusun dan mengatur proses KBM berjalan dengan lancar dan tertib. Disisi lain, peran tersebut juga menuntut guru untuk memiliki kemampuan dalam pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
Semua jalannya proses tersebut harus disusun dan diorganisasikan dengan baik sehingga menjadi arsip sekolah yang pada akhirnya akan mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri peserta didik.
12. Peran guru sebagai motivator
Motivasi adalahkeadaan psikologis dan fisioligis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan suatu gerakan atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan (kebutuhan).
Motivasi sangat dibutuhkan oleh para peserta didik dalam rangka menyeimbangkan niat baik mereka dalam belajar dan mengejar cita-cita dengan pengaruh lingkungan dan keberagaman siswa dikelas. Apabila keadaan tersebut tidak seimbang maka faktor lingkungan terkadang lebih dominan daripada niat baik untuk belajar dan mengejar cita-cita mereka dimasa depan. Dampaknya adalah para siswa akan mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungannya yang pada akhirnya mereka dapat menyimpang dari niat awal sebelumnya.
Sebenarnya, motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang menimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Karena itu, bisa juga dikatakan bahwa motivasi berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak, atau mengerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau tujuan.
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan peserta didik.
13. Peran guru sebagai inisiator
Inisiatif adalah membuat langkah pertama dalam mengusahakan sesuatu. Dengan kata lain, inisiatif adalah bentuk kesadaran diri dari individu yang berpikir bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya atau memenuhi suatu hal.
Sedangkan inisiasi adalah upacara atau ujian yang harus dijalani orang yang akan menjadi anggota suatu perkumpulan, suku, kelompok umur, dan sebagainya. Menginisiasikan artinya meresmikan.
“Kalau bekerja harus selalu mengambil inisiatif” atau “Apabila ingin menjadi orang sukses, harus inisiatif mengambil langkah-langkah yang positif”. Contoh inisiatif sederhananya, dulu sewaktu kecil saya pernah bertengkar dengan kakak saya yang paling tua. Selama dua hari kami saling tidak bertegur sapa, sampai akhirnya saya mengambil inisiatif untuk menyapa dan meminta maaf kepada kakak saya, dan hubungan kami kembali hangat seperti semula.
Di dalam proses belajar mengajar, inisiatif ini juga sangat diperlukan karena seringkali tugas dan latihan yang diberikan tidak dikerjakan oleh para siswa dan cenderung menumpuk sehingga membuat mereka makin enggan untuk menyelesaikannya.
Sikap inisiatif sangat perlu dimiliki oleh setiap orang agar proses interaksi dapat berjalan dengan baik. Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses pembelajaran sekarang ini harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Bukan mengikuti terus tanpa pencetus ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.
14. Peran guru sebagai fasilitator
Memfasilitasi adalah menghargai keberhasilan kecil agar peserta memiliki semangat meneruskan belajar. Memfasilitasi juga berarti menjalin hubungan kuat dengan ketua kelas/pengurus kelas/ketua kelompok belajar di dalam kelas dan bagaimana mereka dapat menentukan dinamika dalam proses belajar mengajar.
Fasilitator memberi motivasi dengan cara memberi pujian kepada peserta jika hasil kerjanya baik dan memuaskan. Fasilitator mengelola pembelajaran dengan membuat perencanaan pembelajaran, menyiapkan ke-butuhan yang diperlukan dalam pembelajaran, memastikan keefisienan waktu pembelajaran, memantau jalannya pembelajaran dan kemajuan tiap peserta didik.
Fasilitator selalu menunjukkan rasa antusias terhadap topik yang dibahas dalam proses KBM. Fasilitator perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang topik yang menjadi pembahasan. Ia menjiwai persoalan dan bahkan bisa mendorong peserta untuk menyukai topik yang mereka pilih.
Tanpa pengetahuan dan keingintahuan fasilitator tentang topik yang dipilih peserta didik, fasilitator sulit mengapresiasi hasil kerja peserta didik. Apresiasi hasil kerja peserta didik merupakan salah satu cara paling efektif untuk bisa membuat peserta didik menjadi pembelajar yang mandiri.
Apresiasi kerja dan gagasan peserta didik membantu membina hubungan yang kooperatif dan bersahabat kepada peserta didik. Apresiasi hal-hal yang positif dari peserta memberi dorongan kepada peserta didik untuk berperan aktif. Fasilitator harus tetap memberikan reaksi yang positif dan memberikan tanggapan dengan baik dan positif.
Guru sebagai fasilitator hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.
15. Peran guru sebagai inovator
Setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya adalah kalimat yang tepat dalam rangka memunculkan inovasi dalam kehidupan sehari-hari. Setiap generasi memiliki keunikannya masing-masing dalam menciptakan sesuatu yang baru. Setiap generasi bisa membuat “gebrakan baru” tersendiri yang dapat memukau para generasi lain.
Sebagai inovasi, beberapa gebrakan baru tersebut bukan hanya sekedar menjadi penemuan terbaru mereka tetapi sekaligus dapat digunakan oleh banyak orang. Misalnya, generasi muda millennial membuat suatu kosa kata gaul baru dan nantinya kosa kata tersebut dijadikan suatu benda yang inovatif oleh seseorang. Sampai akhirnya, benda tersebut pun bisa memudahkan kegiatan manusia dan bisa dikategorikan sebagai inovasi baru.
Contoh inovasi sederhana yang lain adalah suatu kosakata menarik yang dibuat terkenal oleh para millennial yaitu, selfie (berfoto sendiri). Kata selfie ini kemudian menjadi sangat booming di semua generasi. Sampai pada akhirnya, orang-orang yang inovatif membuat suatu benda yang dinamakan tongsis, yang sangat bermanfaat bagi orang-orang yang suka melakukan selfie.
Ada bermacam-macam inovasi dalam kehidupan kita, begitu juga manfaat inovasi yang diberikan kepada kehidupan manusia. Inovasi adalah suatu contoh dimana suatu kreativitas, daya cipta dan inisiatif kuat dapat menghasilkan sesuatu yang secara materi jauh lebih baik daripada penemuan-penemuan sebelumnya.
Tujuan inovasi adalah menciptakan kemudahan baru untuk kehidupan manusia melalui penemuan atau perkembangan baru dari ide-ide inovatif yang berhasil diwujudkan dengan baik. Suatu inovasi juga erat kaitannya dengan inovasi produk.
Peran guru sebagai inovator memiliki makna orang yang selalu memiliki gagasan-gagasan baru guna menyelesaikan suatu permasalahan. Guru menerjemahkan pengalamannya yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.
Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman berharga ke dalam istilah atau bahasa yang akan diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai jembatan antara generasi tua dan generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman, guru harus menjadi pribadi yang terdidik. Guru merupakan sumber ide siswa manakala ia memiliki suatu permasalahan. Selain itu, guru juga merupakan penggerak gagasan-gagasan baru dalam mengembangkan proses pembelajaran.
16. Peran guru sebagai mediator
Mediasi secara bahasa/etimologi bersumber dari bahasa Latin “Mediare” yang mempunyai arti berada di tengah dan istilah mediasi jika dalam bahasa Inggris adalah “mediation” yang memiliki arti penyelesaian sengketa yang berkaitan dengan pihak ketiga sebagai penengah atau penyelesaian sengketa penengah.
Kemudian jika melihat dari terminologinya, mediasi merupakan peran yang ditunjukkan pihak ketiga sebagai mediator dalam melakukan tugas demi menjadi penengah dan melakukan penyelesaian suatu konflik atau sengketa antara pihak yang terlibat.
Definisi lain dari mediasi adalah usaha untuk menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, tidak mempunyai wewenang mengambil keputusan yang berusaha memihak pada yang bersengketa meraih penyelesaian (Solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.
Sebagai mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengaktifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
17. Peran guru sebagai evaluator
Evaluasi adalah suatu proses dalam mendapatkan informasi secara menyeluruh serta berkesinambungan mengenai proses serta hasil dari sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar dalam penentuan lebih lanjut. Evaluasi kerap disalah artikan oleh seorang tenaga pengajar alias guru yang menyebutnya dengan kata ujian, padahal jika ditelisik lebih dalam ujian hanyalah satu bentuk dari evaluasi. Ujian bisa dilakukan dengan tidak baik, atau bahkan asal-asalan.
Selain itu, evaluasi pembelajaran adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis dalam menetapkan apakah terjadi perubahan pada kenyataan dalam diri seorang siswa. Bisa juga merupakan proses menggambarkan, memperoleh hingga menyajikan informasi menilai alternatif keputusan.
Evaluasi memiliki tujuan yang berbeda dalam setiap ujian, sederhanannya evaluasi digunakan untuk memperbaiki sistem. Caranya adalah dengan memberi penilaian berdasarkan data yang diambil dari sekelompok atau suatu objek.
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek kepribadian anak didik dan aspek penilaian jawaban peserta didik ketika tes.
Peserta didik yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi penilaian itu pada hakekatnya diarahkan pada perubahan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia susila yang cakap. Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran). Maka dari kedua kegiatan ini, akan mendapatkan umpan balik.
Referensi:
Gunawan, I. 2016. Manajemen Kelas.Malang: Universitas Negeri Malang.
Hermino, A. Dan Luangsithydeth, V. 2013. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Psikologis Siswa Sekolah Menengah Pertamadi Era Globalisasi dan Multikultural, 24(02), 114-124, http.//www.fip.um.ac.id.
Iqbal, P. 2010. General Methods of Teaching, Lahore: Majeed Book Depot. (Online), (http: www.ehow.com), diakses pada 10 September 2017.
Hasyim. 2014. Penerapan Fungsi Guru dalam Proses Pembelajaran,01(2), 265-276, dari http:// www.e-jurnal.com.
Malik, Abdul, M. 2011. Role of Teachers in Managing Teaching Learning Situation, 11(03), 770-784. Dari http//: www.journal-archieves8.webs.com
0 Comments