Makna dan Filosofi Selembayung Rumah Adat Melayu Riau


Sahabat yang budiman ! Selembayung adalah hiasan dari ukiran kayu pilihan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan rumah adat Riau. Selembayung biasanya juga disebut “Sulo Bayung” atau “Tanduak Buang”.

Sebagai ikon arsitektur melayu Riau untuk rumah adatnya, selembayung ditempatkan ditempat yang tinggi sebagai perwujudan “Mahkota Melayu Riau”.  Sementara hiasan yang terletak di bagian ujung sisi kanan dan kiri atap merupakan sayap layang-layang. Ukiran selembayung dan sayap layang-layang mempunyai motif tumbuh-tumbuhan yang dipadu padankan dengan motif burung. Motif burung ini merupakan burung balam atau balam dua selenggek.

loading...
Kemudian pada bagian  bawah selembayung biasanya akan diberi hiasan tambahan seperti tombak terhunus yang menyambung dikedua ujung selembayung tersebut.

Sahabat yang budiman! Sebagai mahkota bangunan dan simbol kearifan budaya melayu, selembayung mempunyai arti yang sangat paripurna, sarat dengan makna, filosofi, dan  fungsi yang melekat didalamnya. Makna dan fungsi tersebut selanjutnya akan menjadi pembelajaran berharga bagi siapa saja yang memahaminya untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada zaman dahulu kala, selembayung merupakan penanda rumah adat melayu dan istana-istana Kesultanan Melayu Riau seperti kerajaan Siak Sri Indrapura dan juga kerajaan lainnya.

Seiring perkembangan zaman dan komitmen pemerintah provinsi Riau dan juga pemerintah kabupaten/kota yang ada di Riau untuk selalu menjaga dan melestarikan adat istiadat dan budaya Riau. Selembayung saat ini telah dijadikan syarat dan dipatut-patutkan untuk dipasang di berbagai  tempat, mulai dari gapura jalan, pertokoan, gedung-gedung pemerintah, rumah sakit, stadion, mal, pusat perbelanjaan, pusat bisnis, hotel hingga gedung-gedung perbankan.

Sahabat  yang budiman! Perkembangan tampilan selembayung pada gedung-gedung tinggi juga telah mulai berubah. Selembayung pada bangunan rumah-rumah adat melayu atau bangunan-bangunan umum yang ada di Riau menggunakan warna kuning keemasan. Warna tersebut adalah simbol kekuasaan dan kejayaan melayu itu sendiri. Terkadang juga dipadukan dengan warna merah sebagai simbol keberanian dan persaudaraan yang erat bagi masyarakat melayu.

Tampilan warna selembayung pada sebuah bangunan juga tetap memiliki makna yang ingin disampaikan kepada khalayak, tidak sembarangan memberikan warna pada ukiran yang biasanya diletakkan pada bagian perabung atau anjungan sebuah bangunan.

Saat ini, Pada bangunan gedung pemerintahan dan fasilitas umum, penerapan dari langgam selembayung  umumnya digunakan pada bentuk atap bangunan. Sementara untuk bangunan-bangunan seni budaya Melayu, penggunaan selembayung juga dikombinasikan dengan ornamen tradisional lainnya pada semua sisi bangunan.

Sahabat yang budiman! Bangunan yang menggunakan selembayung juga memberi kesan bahwa orang melayu sebagai bagian dari bangsa Indonesia merupakan orang-orang yang akan selalu menjadi orang yang beradat dan berbudaya dengan segala filosofi yang dikandungnya. Tidak terbatas pada simbol, melainkan  juga diikuti dengan perangai dan perilaku orang-orang melayu yang juga tetap menjunjung tinggi adat dan budaya sendiri, di tengah arus globalisasi yang begitu cepat dan drastis.

Sahabat  yang budiman! Sementara, makna selembayung sebagai hiasan dan lambang yang bersilangan di kedua ujung perabung bangunan  dalam pandangan adat Melayu adalah sumber pencerah dan pemancar bagi aura sebuah bangunan. Karena mempunyai makna sebagai pencerah dan menjadi aura tersebutlah maka selembayung selalu diletakkan di bagian paling tinggi atau lebih populer disebut ‘tajuk rumah’ .

Sementara, makna dari  tombak-tombak yang melengkapi selembayung melambangkan penjagaan sekaligus keagungan, kewibawaan, kekuatan  dan keperkasaan dari orang Melayu itu sendiri dan sekaligus menjadikannya sebagai tempat yang nyaman bagi siapa saja yang mendiaminya. Untuk motif ukiran daun-daunan dan bunga melambangkan sebuah harmonisai  dan kasih sayang dalam keluarga. Selanjutnya, bentuk selembayung yang berpasangan merupakan do’a bagi keserasian dan kelanggengan kasih rumah tangga sang pemilik bangunan sekaligus bagi keberlanjutan keturunan mereka.

Sahabat yang budiaman!Rumah maelayu Riau umumnya berukuran besar berbentuk panggung dan banyak dihiasi beragam bentuk ukiran yang dinamakan ragam hias. Ragam hias ini banyak terdapat pada pintu, jendela, ventilasi sampai ke puncak atap bangunan. Ragam hias yang dipakai pada atap bangunan ini dikenal dengan sebutan Selembayung.

Kemudian, dalam kebudayaan Melayu, seni pembangunan rumah disebut juga dengan istilah seni bina. Seni ini biasanya terdapat pada bangunan rumah adat masyarakat tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Bangunan rumah adat masyarakat Melayu mengandung unsur-unsur yang sangat kompleks sebagai cerminan kebudayaan masyarakat setempat. Dan hal tersebut telah digambarkan  pada selembayung yang biasanya disematkan pada bangunan rumah-rumah tradisional Melayu.


Sahabat  yang budiman! Dalam filosofis budaya Melayu, selembayung memiliki beberapa makna yang penting, diantaranya adalah:

1.Selembayung sebagai tajuk sebuah bangunan  menggambarkan betapa identitas budaya tetap harus dilestarikan dan diwariskan secara turun temurun hingga ke anak cucu.

Sahabat  yang budiman! Selain itu, fungsinya sebagai  tajuk rumah selembayung akan membangkitkan cahaya aura yang paripurna bagi yang menempatinya. Cerah dan bersih merupakan aura postif bagi siapa saja yang melihatnya. Begitu juga dengan selembayung yang ditempatkan dibagian paling atas sebuah rumah.

Selembayung akan selalu memancarkan cahaya yang akan memikat siapa saja yang melihatnya. Selembayung akan tetap beraura meskipun sebuah bangunan sudah tidak ada yang menempatinya. Selembayung akan tetap dikenal sepanjang masa karena menjadi identitas peradaban yang paripurna.

2.Selembayung sebagai pekasih bangunan mencerminkan gaya hidup yang penuh harmonisasi dan keserasian bagi yang menempatinya.

Sahabat yang budiman! Kunci keluarga harmonis terletak pada niat dan usaha yang luar biasa dari pemilik keluarga. Selembayung telah mengajarkan kepada kita melalui salah satu bagiannya bahwa kasih sayang merupakan kunci sukses sebuah keharmonisan dalam berumah tangga.

3.Selembayung sebagai pasak atap melambangkan hidup masyarakat Melayu yang tahu diri karena akan selalu menjaga harga diri sampai titik darah penghabisan.

Sahabat  yang budiman! Kunci kekokohan dan keperkasaan suatu bangsa adalah pondasi dan perekat yang mengelilingi dan menjaganya.

Selembayung telah mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjaga marwah, harkat dan martabat kita harus bersatu padu. Sifat tahu diri untuk tetap menjaga harga diri merupakan wujud nyata sebuah usaha bersama untuk saling menjaga marwah dan harga diri kita.

4.Selembayung sebagai tangga dewa menggambarkan bahwa keberkahan hidup manusia tetap akan ditentukan oleh usaha dan kerja kerasnya.

Sahabat  yang budiman! Untuk mencapai suatu keberhasilan dan kesuksesan seseorang pasti akan berjuang selangkah demi selangkah. Mereka akan memulai dari sesuatu yang kecil. Kemudian mereka akan memulai dari diri sendiri.

Dan yang terakhir, mereka akan segera memulainya tanpa harus menunggu besok. Selembayung telah mengajarkan kepada kita tentang makna menaiki tangga dewa yang harus dilakukan setapak demi setapak.

5.Selembayung sebagai rumah beradat menunjukkan bangunan bersangkutan didiami oleh seseorang yang berbangsa, menjadi balai dan tempat orang berpatut-patut.

Sahabat yang budiman! Sebagai lambang rumah beradat dan menggambarkan karakter penghuninya yang selalu menjaga norma, etika, estetika dan adat istiadat maka selembayung telah memberi warna kehidupan bagi kita.

Selembayung telah mengajarkan kepada kita tentang bagaimana menjaga jati diri dan budaya agar tetap ada sepanjang masa.

6.Selembayung sebagai tuah rumah menggambarkan keberuntungan bagi yang menempatinya., selembayung diharapkan memberi tuah pada pemilik bangunan.

Sahabat yang budiman! Tuah merupakan sebuah simbol identitas dari kesaktian dan keperkasaan. Selembayung telah memberi inspirasi bahwa keberuntungan dan faktor luck itu memang ada. Keberuntungan bukan suatu hal yang harus ditunggu, tetapi keberuntungan adalah sesuatu yang harus dikejar dan dijemput.

Keberutungan tidak akan pernah datang sendiri, keberuntungan akan menghampiri kita apabila ada usaha dan pengorbanan yang kita berikan. Selembayung telah mengajarkan hal tersebut pada kita semua.

7.Selembayung sebagai lambang persatuan, keperkasaan dan wibawa orang Melayu menggambarkan bahwa dalam kehidupan orang Melayu harus selalu menjaga marwah dan martabatnya dan jangan sampai harkat dan martabatnya terinjak-injak oleh orang lain.

Sahabat  yang budiman! Petuah Hang Tuah menyatakan “Tak kan melayu Hilang dibumi, Bumi bertuah Negeri beradat”. Etika pergaulan orang Melayu Riau telah memberikan pengaruh positif dalam pergaulan antarwarga Indonesia. Ajaran sopan-santun akhir-akhir ini telah diabaikan, sehingga kebiasaan ini perlu dipulihkan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan sekarang.

loading...
8.Selembayung sebagi simbol kasih sayang dengan keberagaman.

Sahabat  yang budiman!Indonesia dikenal sebagai negara kaya ras, suku, budaya, dan agama. Keragaman ini merupakan suatu kekayaan yang harus dijaga dari berbagai ancaman yang dapat merusaknya. Di kancah Internasional, Indonesia juga dikenal sebagai negara yang menjaga toleransi antar masyarakat di tengah banyaknya perbedaan. Tentulah hal itu merupakan kebanggaan yang patut kita syukuri.

Selain itu, masyarakat Indonesia sebagian besar sudah menyadari pentingnya toleransi antar umat beragama di tengah banyaknya perbedaan. Semua itu menunjukan bahwa sebagai warga negara Indonesia yang memiliki lima asas pancasila sebagai dasar berbangsa dan bernegara, perbedaan bukanlah alasan untuk tidak bekerja sama dalam menjalin kerukunan.

Orang melayu melalui lambang selembayung telah menyadari bahwa banyaknya keberagaman yang dimulai dari suku, agama, adat istiadat, ras dan budaya hanya dapat dijaga dengan melahirkan sifat kasih sayang bagi kita semua.

Orang melayu akan tetap menghormati keberagaman karena hal tersebut telah menjadi simbol dalam selembayung rumah adat melayu.

loading...

Post a Comment

3 Comments